Daerah

Demo Perbaikan Nasib, Ribuan Guru Tahlilan di Gedung DPRD

Selasa, 30 Oktober 2018 | 14:00 WIB

Jember, NU Online
Ratusan  guru yang tergabung dalam Assosiasi Guru Tidak Tetap dan Pegawai Tidak Tetap (GTT-PTT)  Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Jember, menggelar unjuk rasa di gedung DPRD Jember, Senin (29/10). Mereka mengadukan sejumlah persoalan yang selama ini menimpa GTT-PTT. Diantaranya adalah terkait syarat mengikuti ujian CPNS yang membatasi umur peserta maksimal 35 tahun. Padahal sebagian banyak mereka sudah berumur di atas 35 tahun, dan mengabdi cukup lama sebagai guru maupun pegawai di lingkungan lembaga pendidikan.

“Kami ingin memperbaiki nasib. Tapi ini tidak adil. Di antara kami ada yang sudah dua puluh tahun mengabdi, tapi akhirnya tidak boleh ikut CPNS karena usia sudah lewat. Terus apa artinya pengabdian kami selama ini,” teriak Jamil, salah seorang pengunjuk rasa.

Tidak hanya itu, mereka juga mengeluhkan perpindahan tempat mengajar yang jauh dari tempat tinggalnya, sehingga menambah biaya (bensin) dan tenaga. Sepeeti diketahui, sejak setahun lalu, Pemkab Jember memberlakukan  Surat Penugasan (SP) kepada  para guru untuk mengajar di tempat yang telah ditunjuk sesuai SP. Namun nyatanya, SP tersebut tak jarang memberatkan  guru karena tempatnya terlalu jauh dari rumahnya. Sudah begitu, honornya yang tidak seberapa itu masih dibayar 6 bulan sekali.

“Sudah jauh (tempat mengajarnya), honor 6 bulan sekali dibayar, terus ini bagaimana. Honor 6 sekali, padahal kami tiap hari butuh bensin,” tambahnya.

Akhirnya sejumlah perwakilan pengunjuk rasa diterima oleh pimpinan DPRD Jember di ruang Bamus. Wakil Ketua DPRD Jember, H Ayub Junaidi mengaku simpati dengan “penderitaan” GTT-PTT.

“Terus terang saya ikut prihatin,  dan kami siap untuk menyampaikan aspirasi bapak-bapak kepada ekseketif,” tuturnya saat berdialog dengan perwakilan pengunjuk rasa.

Yang menarik, sebelum dialog digelar, para pengunjuk rasa melakukan tahlilan, lengkap dengan tawassul-nya. Tahlilan tersebut diikuti oleh segenap pengunjuk rasa dengan khidmah.

“Ini kita berdoa untuk leluhur kita, dan kita juga berdoa agar Allah mengabulkan keinginan kita,” ungkap Jamil (Red: Aryudi AR).



Terkait