Wonosobo, NU Online
Sebagaimana tahun-tahun lalu, setiap menjelang tahun politik angka intoleransi di Indonesia semakin meningkat. Mulai dari kelompok satu dengan kelompok lain, maupun satu agama dengan agama lain. Dan efeknya menurunkan perputaran ekonomi di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Samsul (Ketua BEM FE) yang menjadi latar belakang Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi (BEM FE) Universitas Sains Al-Qur'an (UNSIQ) menyelanggarakan Dialog Lintas Agama, di Aula Al-'Ala UNSIQ. Sabtu (14/4)
Rektor UNSIQ, Kiai H Muchotob Hamzah saat membuka acara tersebut menyampaikan bahwa sebuah perbedan merupakan simponi kerukunan hidup berbangsa dan bernegara.
"Dan dialoglah merupakan kunci dari kerukunan tersebut." Ujar Kiai Muchotob.
Rektor yang akrab di panggil Abah ini juga menyampaikan bahwa dalam islam sendiri dikatakan 'Likullin Wijhatun Huwa Muwalliihaa'.
Tiap kelompok bahkan agama mempunyai pandangan yang berbeda, namun pada intinya 'fastabiqul khairat', berlomba-lomba lah dalam menjalankan kebajikan." Lanjutnya.
Kegiatan dialog lintas agama diikuti oleh ratusan mahasiswa fakultas ekonomi dan beberapa delegasi dari BEM Fakultas yang lain yang ada di UNSIQ Wonosobo.
Hadir sebagai narasumber, I Made KS (Hindu), Zainal Sukawi (Islam/Ketua FKUB), Aji Prasetianto (Katholik), Poedjono (Kristen), Hasan Akli (Konguchu), dan Nyana Loka(Budha). (M Sholeh NU/Muiz)