Daerah

Doa Orang Tua Wujudkan Generasi Emas Berakhlak

Kamis, 20 Juni 2019 | 03:30 WIB

Pamekasan, NU Online
Dalam sejarahnya, para sesepuh dan pejuang bangsa ini tak pernah melalaikan nilai-nilai spiritual ketika berjuang dan memperbaiki keadaan, lebih-lebih dalam memperbaiki akhlak bangsa.  Salah satunya proklamator kemerdekaan, Soekarno, yang konon punya guru alim selalu memberikan pencerahan keagamaan.

Hal tersebut diungkapkan Kiai Abdul Basid Mansur saat memberikan tausiyah dalam pengajian umum di Pesantren Al-Asror, Ambet, Kecamatan/Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (19/7) malam.

Menurutnya, unsur pritual  merupakan salah satu  elemen yang teramat penting  bagi tergapainya sebuah usaha, termasuk dalam memperbaiki akhlak  generasi muda.

"Karenanya, kita sebagai orang tua sudah selaiknya mencetak generasi emas. Wujudkan impian itu minimal dengan secara istiqamah mendoakan anak-anak kita,"  tegasnya.

Pengasuh Pesantren Nurul Jadid, Bungbaru, Kadur, Pamekasan tersebut menambahkan, dalam hal apapun doa orang tua harus selalu mengiringi  perjalanan sang anak. Nyaris mustahil kesuksesan diraih anak tanpa doa orangtua. Doa orangtua merupakan hak anak, sehingga harus dilakukannya sepanjang waktu.

"Tidak ada putera-puteri bangsa Indonesia yang sukses tanpa doa barakah dari orang tuanya. Doa orang tua terhadap anaknya seperti doanya Nabi terhadap umatnya," ucap Kiai Basid.

Alumnus Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Madura tersebut  mengingatkan, dalam mendidik anak tidak cukup menggunakan akal.  Sebab nasihat orang tua adakalanya diabaikan putera-puterinya karena tidak bertaji.

"Konon, guru dari Mbah Hasyim (pendiri NU), yaitu Mbah Syaikhona Cholil Bangkalan, suatu hari didatangi orang tua yang mengadukan kebandelan anaknya. Mbah Cholil minta si orang tua untuk pulang dan kembali tiga hari lagi," cerita Kiai Basid.
Selama tiga hari itu, tambahnya, Mbah Cholil berpuasa. Tujuannya, agar ucapannya bertaji saat memberi nasihat kepada anak bandel yang diadukan orang tuanya.

"Itu Mbah Cholil saja yang dikenal keramat karena kewaliannya, masih memperhatikan unsur spiritual. Apalagi kita yang dosanya berkarat, tentu mesti mengasah lebih kuat tirakat keagamaan kita," jelas Kiai Basid.

Dalam kesempatan itu, Kiai Basid menekankan agar anak mendoakan orang tua juga diperhatikan. Ketika orang tua dan anaknya sudah saling mendoakan, insyaallah kehidupan berkeluarga bakal berlangsung sesuai dengan nilai-nilai keislaman.

"Kongkretnya, minimal kita mengirimkan Al-Fatihah buat anak atau orang tua kita seusai shalat yang lima waktu. Lebih afdlal juga dilakukan saat shalat sunnah sepertiga malam atau kala usai shalat Dluha," tukasnya. (Hairul Anam/Aryudi AR).


Terkait