Daerah

Fiqih Perempuan Penting Diketahui Laki-laki

Senin, 25 Februari 2019 | 07:00 WIB

Fiqih Perempuan Penting Diketahui Laki-laki

Santri Besongo bahas fiqih nisa

Semarang, NU Online
Kegiatan pascaliburan (Pascalib) Pondok Pesantren Besongo, Ngaliyan, Semarang, kembali berlanjut di hari ketiga, Sabtu (23/2). Pelaksanaan kegiatan tersebut diisi dengan ngaji  fiqih nisa (fiqih tentang perempuan). Kajian fiqih dirasa penting diberikan untuk para santri. Ngaji fiqih mengulas kajian mengenai kemajuan zaman, seperti pada hari sebelumnya yang membahas permedsosan, revolusi konflik dan masih banyak lagi.

Kegiatan yang dilaksanakan di Aula asrama B 9 ini diikuti oleh santri putra dan putri di kelas 1. Kegiatan dimulai tepat waktu yaitu pukul 13.30 dengan narasumber dosen UIN Walisongo, yaitu Siti Rofiah.

Menurut narasumber dikarenakan fiqih merupakan ilmu yang berasal dari rumusan pemikiran para ulama dengan basis utamanya adalah Al-Qur’an dan hadist melalui ijtihad ulama, sehingga sangat wajar terjadi banyak perbedaan.

"Jadi, memang seharusnya wajar bagi kita untuk menyikapinya. Jangan mudah kaget dengan perbedaan perbedan tersebut," ujar dosen muda tersebut.

Dalam kesempatan itu, disampaikan mengenai haid, nifas, wiladah, dan istihadhoh. Urgensi dalam memahami materi tersebut adalah karena memang sebagai perempuan hal tersebut sangatlah penting, apalagi bersangkutan dengan ibadah. Penyampaian narasumber sangat memahamkan, apalagi didukung ada contoh-contoh permasalahan perempuan yang dibuat dalam bentuk tabel. Dengan begitu semakin memudahkan untuk dimengerti.

"Fiqih nisa tidak hanya perlu diketahui oleh perempuan saja. Meski seorang laki-laki tidak mengalaminya, laki laki juga sebaiknya mengetahuinya. Salah satunya agar para laki-laki nanti juga dapat diajak berdiskusi mengenai permasalahan perempuan," ungkapnya.

Acara tersebut berjalan dengan lancar dan terlihat apreasiasi yang sangat besar dari perserta yang hadir. Terbukti, banyaknya peserta yang bertanya pada sesi tanya jawab. Tak hanya dari santri putri saja yang bertanya, santri putra tidak kalah semangatnya untuk bertanya.  Hal tersebut menjadikan pembahasan menjadi lebih dimengerti oleh para peserta.

Antusiasme juga  dirasakan oleh salah satu santri putri. "Apa yang dibahas kali ini sangatlah bermanfaat, terutama bagi saya sendiri. Ditambah narasumbernya sendiri yang seorang perempuan jadi pengalamnya pun disampaiakan sehingga lebih dimengerti. Narasumber juga terbilang masih muda jadi dalam penyampaian kepada peserta yang hadir sangat mengasyikkan," ujar Maulida santri asrama A 7. (Alfi/Kendi Setiawan)


Terkait