Daerah

Gairah Pengkaderan Ansor-Banser Pekalongan

Sabtu, 9 Mei 2015 | 20:01 WIB

Pekalongan, NU Online
Kota Pekalongan Jawa Tengah sedang bergairah mengadakan pengkaderan yang sempat vakum.
Seperti tiga hari belakangan ini derap langkah-langkah dan teriakan semangat dari peserta PKD dan Diklatsar PC GP Ansor dan Satkorcab Banser Kota Pekalongan terdengar di Pondok Pesantren Al Barokah.
<>
Kegiatan yang diikuti 96 peserta tersebut dimulai Kamis dan ditutup Sabtu siang 9 April 2015.
Di antara materi untuk peserta adalah takhassus seperti ke-NU-an, ke-Aswaja-an, ke-Ansor-an, ke-Banseran. Ditambah materi militansi dan doktrinasi organisasi dan NKRI.

Instruktur dan pelatih yang menangani kegiatan kali ini terbilang bervariasi dari karena hadir dari Satkornas, Satkorwil, dan Satkorcab serta profesional NU yang ahli di bidangnya masing-masing.

Asminpers Satkornas PP GP Ansor Faizin Marya mengapresiasi apa yang dilakukan PC GP Ansor Pekalongan, "Kami menekankan juga militansi kepada kader sekarang yang didominasi kalangan muda untuk lebih menghargai perjuangan para sesepuh NU dan ulama yang telah bekerja dan jerih payah untuk organisasi dan NKRI," ungkap salah satu narasumber di kegiatan tersebut.

Menurut dia, sesuai dengan tema harlah GP Ansor yang ke81 yaitu “Meneguhkan jama'ah menuju Jam'iyyah an Nahdliyyah”, dianggap perlu inovasi yang berkesinambungan dengan semua elemen NU yang ada untuk lebih mengibarkan panjinya di negeri ini.

Faizin menambahkan, untuk PKD dan Diklatsar kali ini PC maupun Satkorcab sudah mempunyai pandangan yang sama yaitu agar kader muda, khususnya di Kota Pekalongan, terus dibimbing, dibina, dan dicerdaskan.

Kasatkorcab Kota Pekalongan Maftuhin berjanji akan terus berupaya untuk meningkatkan profesionalitas Banser di wilayahnya sebagai tanggung jawab kelestarian Aswaja dan keutuhan NKRI.

"Kader yang tangguh harus mampu membaca situasi dan kondisi dilapangan, dan itu harus melalui Pendidikan dasar yang benar, sesuai dengan yang tertera di PO,” ungkapnya.

Sementara Ketua PP GP Ansor KH Yahya Qoulil Qoumas yang juga menjadi narasumber berpesan kepada peserta untuk selalu ikhlas dalam berjuang karena di NU tidak mengejar materi, tapi lebih dari itu adalah berkah dari Allah SWT.

Sebagai benteng ulama dan NKRI, menurut dia, harus sanggup berperan di masing-masing tingkatan untuk selalu menumbuhkan kecintaan terhadap organisasi dalam bentuk yang nyata sehingga masyarakat luas akan mendapatkan manfaat keberadaan Banser secara langsung.

"Jadi Banser harus selalu menjalankan perintah Allah dan Rasulnya yang diajarkan oleh ulama-ulama kita sehingga tidak ada lagi Banser yang tidak berlandaskan akhlaqul Karimah," tutup pria yang akra disapa Gus Tutut yang juga menjadi narasumber Militansi Organisasi dan 4 Pilar Kebangsaan. (Herry BH/Abdullah Alawi)



Terkait