Lampung Timur, NU Online
Menderita hernia lima tahun cukup menyiksa Syamsudin, warga Desa Bandar Negeri, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Lalu apa yang akan dilakukan Gerakan Pemuda Ansor setempat membantu pria kelahiran Ponorogo, Jawa Timur yang sehari-hari mengurangi sakitnya dengan potongan sandal jepit untuk mengganjal testisnya tersebut?
"Inysaallah kami akan istiqomah setelah membantu masyarakat setelah membuktikan sendiri manfaat Aji Tapak Sesontengan," ujar Ketua PAC GP Ansor Labuhan Maringgai, Basiruddin, di Lampung Timur, Selasa (25/7).
Beberapa kali mendampingi Pelaksana Tugas Kepala Staf Unit Khusus Banser Husada Satkorwil Banser Lampung Gatot Arifianto yang juga kamituo (master) Aji Tapak Sesontengan menerapi masyarakat Labuhan Maringgai yang menderita penyakit medis dan nonmedis, Basiruddin tertarik untuk turun tangan.
"Diinisiasi Aji Tapak Sesontengan tidak ada lima menit langsung praktik. Sampai sekarang saya masih heran, pokoknya tidak masuk akal, saya sentuh lembut sebentar bagian yang sakit, masyarakat yang saya tangani mengaku lebih enak dan sakitnya berkurang. Dengan manfaat yang bisa dirasakan masyarakat itu, sangat layak kami gatal berbuat baik atau terus bergerak untuk membantu masyarakat," kata Basiruddin lagi.
Setelah ditangani Basiruddin, Syamsudin mengaku sakitnya berkurang jauh. "Diterapi pertama tidak sampai lima menit ada perubahan, sakit yang saya derita hingga ke bagian perut berkurang jauh. Makanya ini datang lagi karena saya sudah mencoba, dan Alhamdulillah hasilnya bisa dirasakan," kata Syamsudin lagi.
Menangani sakitnya selama ini, Syamsudin lebih banyak menggunakan jasa pijat hingga minum jamu supaya tidak gampang lelah guna menekan nyeri hernia dideritanya.
"Penyembuhan Aji Tapak Sesontengan ini cukup cepat, tidak sakit, hanya disentuh-sentuh lembut saja dengan jari," kata dia lagi.
Senada Syamsudin, Bidayati warga setempat lain yang menderita penyakit punggung selama lima tahun akibat jatuh dari motor mengaku kondisinya membaik setelah diterapi.
"Kaki juga sudah bisa diluruskan dan tidak sakit lagi. Alhamdulillah, ada perubahan setelah ditepuk-tepuk sebentar," ujar Bidayati.
Untuk diketahui, ATS merupakan ilmu penyembuhan kilat warisan leluhur NUsantara yang bisa dipelajari tanpa mantra, tanpa meditasi, tanpa puasa, tanpa menjurus agama tertentu, tanpa pelatihan-pelatihan berikutnya, tidak menggunakan alat bantu apapun di luar diri, menyembuhkan tanpa menyakiti mahluk atau "benda" lain.
ATS saat ini dalam misi penyebaran untuk membantu penyembuhan masyarakat, bisa diterapkan untuk pertanian hingga menekan kerusakan alam. Informasi dan aktivasi 085382008080. (Erli Badra/Abdullah Alawi)