Daerah

Gunakan Medsos untuk Kepentingan Pesantren dan Agama

Ahad, 23 September 2018 | 02:00 WIB

Mojokerto, NU Online
Saat ini, media sosial (Medsos) menjadi sarana bagi siapapun yang bisa memanfaatkan kesempatan itu. Mulai dari berdagang, dakwah, dan masih banyak lagi lainnya. 

Sadar dengan besarnya manfaat dan pengaruh Medos tersebut, Pondok Pesantren Salafiyyah Fatchul Ulum (PPSFU) Pacet, Mojokerto, Jawa Timur mengadakan ngaji Medsos beberapa waktu berselang.

Acara yang diselenggarakan di aula PPSFU ini diikuti puluhan peserta. Mereka berasal dari pesantren setempat dan pesantren sekitar dan menghadirkan Ulinnuha Lazulfaa WM, Ahmad Hanan, M Sufyan Tsauri, Hakam Al Faqih sebagai narasumber. Masing-masing pemateri berasal dari AIS Jawi Wetan, Mahasantri ITS, Founder Santri Mojokerto, dan penulis buku Aku Masih Belum Merdeka.

Materi pertama disampaikan Ahmad Hanan. Mahasantri ITS Surabaya ini mengulas mengenai pentingnya cerdas dalam bermedsos. Hal ini penting karena dalam menggunakannya, ada juga beberapa etika serta aturan yang menjadi batasan dalam penggunaannya.

"Dalam menggunakan Medsos seharusnya kita bisa memperhatikan beragam aturan yang ada agar selamat dalam penggunaannya," jelas mahasiswa jurusan Informatika ITS Surabaya ini, Ahad (23/9).

Selain itu, jangan sampai menyebarkan kabar bohong atau hoaks. “Selain berdosa, orang yang menyebarkan hoaks juga bisa diancam dengan hukuman baik itu penjara maupun denda,” jelasnya. Apalagi dalam Islam diperintahkan bertabayyun atau melakukan klarifikasi jika ada kabar yang kurang jelas kebenarannya, lanjutnya.

Pemateri kedua adalah M Sufyan Tsauri, founder Santri Mojokerto. Menurutnya, selain digunakan untuk media dakwah, Medsos juga bisa digunakan dalam menunjang proses belajar mengajar yang ada di pesantren.

"Di pesantren saya, pembawaan gawai hanya diperbolehkan bagi santri yang sudah pada tingkatan mahasiswa. Sedangkan santri yang masih sekolah dilarang,” katanya. 

Namun tiap akhir pekan, santri yang masih bersekolah diperbolehkan untuk meminjam gawai santri yang sudah mahasiswa untuk browsing tutorial yang ada di Medsos. “Dan yang menjadi tutornya adalah santri yang sudah mahasiswa," jelas Gus Sufyan.

Pemateri selanjutnya adalah Ulinnuha yang merupakan koordinator daerah (Korda) AIS Jawi Wetan. Ia mengajak para santri untuk dapat memanfaatkan Medsos sebagai sarana dakwah serta mendukung kepentingan pesantren serta agama.

"Problem santri saat ini adalah tidak bisa mengutarakan dakwah secara simpel dan praktis,” sergahnya. Jangan sampai tidak bisa menyampaikan dakwah dengan bahasa yang simpel dan praktis karena akan sulit dimengerti oleh warganet, lanjut pengasuh akun instagram @cahpondok ini.

Dalam pandangannya, suatu yang disampaikan dengan menarik akan cepat diterima dan sampai kepada warganet. Jangan sampai Medsos hanya untuk kepentingan pribadi. “Tapi juga untuk kepentingan pesantren dan agama. Ayo buat media pesantren kita kuat," imbuhnya.

Pemateri terakhir yakni Hakam Al Faqih yang merupakan penulis buku Aku Masih Belum Merdeka. Menurutnya, siapapun bisa mengarahkan Medsos ke berbagai arah sesuai keinginan.

Menurutnya setiap orang bisa mengarahkan Medsos ke mana saja. Yang bisa dibenahi adalah isi dari Medsos tersebut. “Oleh karena itu, harus memikirkan bagaimana kita mengemas agar masyarakat umum bisa menerimanya," pungkasnya. (Red: Ibnu Nawawi)


Terkait