Daerah

Hadapi Era Global, Pelajar NU Jombang Ikuti English Competition

Jumat, 13 April 2018 | 03:00 WIB

Hadapi Era Global, Pelajar NU Jombang Ikuti English Competition

Suasana Persiapan Peserta English Competition

Jombang, NU Online
Sejumlah siswa-siswi yang berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU) dan pesantren di Jombang, Jawa Timur mengikuti kegiatan English Competition, yang akan digelar di SMK NU 1 Jogoroto, Jombang Senin  (16/4) besok. Namun salah satu rangkaian kegiatan ini yakni pembekalan menulis bahasa inggris sudah digelar sebelumnya, Kamis (12/4) di Kantor PC Lakpesdam NU setempat.

Mereka adalah utusan dari 5 sekolah atau madrasah diantaranya Madrasah Aliyah (MA) Mambaul Ulum Kecamatan Megaluh, MA Bahrul Ulum Tambakberas, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bisri Syansuri Denanyar, SMK NU 1 Jogoroto dan SMA Madinatul Ulum Kecamatan Tembelang.

Kegiatan English Competition ini merupakan rangkaian aktivitas dalam program English Proficiency for Students At Tobacco Grower Area In East Java.

Koordinator Daerah, Siti Arifah Anas mengungkapkan, program tersebut digelar untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris siswa-siswi setingkat SMA berbasis pesantren di Jawa Timur, termasuk para pelajar NU. Lebih spesifik lagi kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk ikut berkontribusi dalam menyiapkan generasi muda, utamanya generasi muda NU dalam menghadapi era global.

"Program ini terlaksana atas kerjasama Sampoerna Untuk Indonesia dengan Yayasan STAPA Center dan didukung penuh oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Dalam English Competition terdapat 4 lomba yaitu Speech Contest, Story Telling, Art Performance dan Writing," ungkapnya.

Ia memaparkan wilayah program meliputi tiga kabupaten, yaitu Pasuruan, Jombang, dan Jember. Di masing-masing kabupaten dipilih 5 sekolah setingkat SMA berbasis NU.

"Kemudian di setiap sekolah diseleksi 40 siswa sebagai peserta program. Sehingga total terdapat 600 peserta yang mengikuti program ini," jelasnya.

Menurutnya, NU merupakan Ormas keagamaan terbesar di Indonesia. Dari rahim NU terlahir banyak tokoh nasional yang memiliki kontribusi luar biasa bagi kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Maka cukup beralasan jika upaya NU menyiapkan kader dan generasi penerus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak," terang dia.

Ia menambahkan, orientasi pendidikan di kalangan santri sebagai basis utama NU saat ini tidak hanya melulu ke Timur Tengah tetapi juga meluas ke Eropa dan Amerika. Dari kondisi ini tentu menjadi penting bagi santri untuk meningkatkan kecakapan dalam penguasaan bahasa Inggris.

"Karena bahasa Inggris menjadi salah satu syarat wajib bagi berbagai perguruan tinggi, baik di Eropa maupun Amerika," ulasnya.

Upaya yang dilakukan melalui program ini sejalan dengan visi Yayasan STAPA Center yaitu memperjuangkan keadilan sosial dan kemakmuran di Indonesia melalui pendidikan.

Yayasan STAPA Center merupakan lembaga non profit. Kelahirannya dibidani oleh beberapa aktivis muda NU di Pasuruan. Direktur Yayasan STAPA Center Agus Rohmatulloh adalah mantan Ketua Lakpesdam NU Bangil.

Yayasan STAPA Center berharap, ke depan program ini dapat direplikasi sendiri oleh sekolah. Baik dalam hal metode maupun silabus yang telah dipakai.

Menurutnya program ini juga telah melahirkan  English Club di masing-masing sekolah penerima program. Jika dikembangkan dengan baik English Club dapat menjadi wadah pembelajaran  bahasa Inggris alternatif dan berkelanjutan di sekolah.

"Apa yang dihasilkan program ini tentu bukan sesuatu yang sempurna. Tetapi jelas memiliki beberapa sisi positif. Beberapa dampak perubahan yang dihasilkan oleh program ini dapat dilihat melalui English Competition yang saat ini dilaksanakan," ujarnya.

Yang cukup mencolok, sambung dia, adalah anak-anak lebih percaya diri dalam berkomunikasi dengan bahasa Inggris serta semakin memiliki motivasi besar dalam mempelajari bahasa Inggris. (Syamsul Arifin/Muhammad Faizin)


Terkait