Blitar, NU Online
Di bulan Ramadhan, ada malam istimewa yang dikenal dengan Lailatur Qadar, yang mana lebih baik dari seribu bulan. Karena pada malam tersebut adalah malam diturunkannya Al-Qur’an ke dunia.
Hal itu disampaikan oleh KH Syaikuddin Rohman ketika menjadi pemateri tunggal Kajian Ramadhan di Masjid Al-Musthofa, Bakung, Udnawu, Blitar, Jawa Timur, Sabtu (18/5).
“Al-Qur’an diturunkan melalui dua tahap. Turunnya Al-Qur’an sekaligus atau secara keseluruhan dari Lauhil Mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia pada Lailatul Qadar,” kata Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Blitar tersebut.
Kiai Cikut, panggilan akrabnya menjelaskan bahwa berdasarkan hadits riwayat al-Tabrani, Al-Qur’an diturunkan pada lailatul qadar di bulan Ramadhan ke langit dunia sekaligus, lalu diturunkan secara bertahap.
Sedangkan selama di dunia, Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah selama 23 tahun sembari membacakan surat al-Isra ayat 106. “Yaitu 13 tahun selama Rasulullah tinggal di Makkah dan 10 tahun selama beliau tinggal di Madinah,’’ terang mantan Ketua DPRD Kabupaten Blitar ini.
“Hikmah dari turunnya Al-Qur’an secara bertahap untuk menguatkan hati Rasulullah dalam menghadapi celaaan orang-orang musyrik,” ungkap alumni Pesantren Lirboyo Kediri tersebut.
Turunnya Al-Qur’an sesuai peristiwa agar lebih bisa diterima yang mendengarnya. “Penetapan hukum syariat secara bertahap lebih mudah diterima agar lebih mudah untuk dihafal dan dimengerti, karena pada saat itu Al-Qur’an diturunkan di tengah umat yang ummi atau buta huruf dan tidak bisa membaca dan menulis,’’ tandasnya.
Sedangkan cara turunnya Al-Qur’an kepada Rasulullah dengan dua cara. “Pertama, malaikat menampakkan dirinya kepada Rasulullah menyerupai seorang laki-laki yang membacakan ayat-ayat kepadanya sehingga Rasulullah hafal ayat-ayat itu,” urainya.
Sedangkan cara kedua, wahyu datang kepada Rasulullah secara tiba-tiba seperti gemerincing lonceng yang mana terkadang membuat Rasulullah jatuh pingsan.
“Al-Qur’an mulai saat itu hingga sekarang masih utuh dan tidak berubah sama sekali. Karena Al-Qur’an dijaga kemurniannya oleh Allah SWT,” terangnya.
Oleh sebab itu, umat Islam harus terus belajar tentang kandungan Al-Qur’an dengan membaca dan mengaji. “Agar kita tahu rambu-rambu dan hukum Allah, sehingga hidup akan terarah karena mendapat petunjuk Allah melalui kitab suci Al-Qur’an,’’ tambahnya.
Takmir Masjid Al-Musthofa Udanawu selama Ramadhan menyelenggarakan berbagai kegiatan. Selain jamaah shalat rawatib dan tarawih sebulan penuh, juga tadarus usai tarwih, kajian subuh dan kajian kitab kuning bagi remaja.
Setiap usai salat Ashar dilanjutkan buka bersama. Selain itu juga menggelar shalat lailatul qadar pada malam-malam ganjil di akhir Ramadhan. (Imam Kusnin Ahmad/Ibnu Nawawi)