Daerah

Inilah Karakter Guru NU Zaman Now

Kamis, 23 November 2017 | 16:20 WIB

Temanggung, NU Online
Dosen STAINU Temanggung, Hamidulloh Ibda mengenalkan literasi media sebagai syarat guru zaman now pada puluhan guru LP Ma'arif, baik jenjang MI, MTs, maupun MA, Kamis (23/11) di aula MA Ma'arif NU Gemawang, Temanggung, Jawa Tengah.

Mereka berkumpul dalam Workshop Literasi yang dirangkai dalam pembinaan guru madrasah di lingkungan MWC Ma'arif Kecamatan Gemawang, Temanggung dengan tema Mewujudkan Tanggungjawab Guru pada Madrasah untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan dengan Landasan Ahlussunah Waljamaah yang tetap berkiblat pada paham Aswaja dan bisa menjadi generasi zaman now.

Dalam sambutannya, Ketua MWC NU Gemawang Zaeni, mengatakan jumlah guru LP Ma'arif di Gemawang sekitar 60-an terdiri dari guru MI, MTs, dan MA. Sementara jumlah pelajar sebanyak 882.

"Tujuan kegiatan ini adalah mengeratkan silaturahmi antara guru Maarif dengan PCNU dan MWC Ma'arif Gemawang. Jenengan (Anda) semua adalah guru di lingkungan NU, maka harus paham NU," ujar Zaeni.

Hal yang paling penting, katanya, yaitu meluruskan kembali niat dari arus perkembangan zaman.

"Semoga dalam kegiatan ini dapat menambah ghirah perjuangan guru," tuturnya.

Hamidulloh Ibda, dosen Prodi PGMI STAINU Temanggung sebagai pemateri, dengan didampingi Rhindra Puspitasari, Fatmawati Sungkawaningrum dan Muhammad Fadloli Al Hakim menyampaikan tentang literasi dan karakter guru NU zaman now, terutama terkait dengan pendidikan.

Selain Hamidulloh Ibda, acara juga menghadirkan KH. Muhammad Furqon (Ketua PCNU Temanggung), dan H. Miftakhul Hadi (Ketua LP Maarif NU Temanggung).

"Karena kita masuk dalam kategori yang serba digital, semua mudah didapat. Tapi mengapa gadget kita hanya untuk medsos, maka di situlah mengapa literasi menjadi sebuah hal yang kompleks," kata Ibda.

Ia menegaskan  literasi adalah segala upaya yang dilakukan manusia dengan tujuan agar melek aksara, dan segala upaya untuk mendapatkan pengetahuan, itulah domainnya. 

Pada kegiatan yang melibatkan 50-an guru MI, MTS, dan MA se Kecamatan Gemawang, Ibda juga menyampaikan bagaimana cara menjadi guru profesional yang menguasai media massa dan media sosial karena ketiga hal tersebut sangat erat kaitannya dengan literasi pendidikan khususnya di Kecamatan Gemawang. 

Guru zaman now adalah yang memenuhi tiga hal, yaitu kompetensi, karakter dan literasi.

"Itu minimal ciri-ciri guru NU zaman now. Tapi yang paling penting, guru NU harus pakem terhadap ajaran aswaja annahdliyah meskipun perubahan zaman begitu cepat. Guru NU tak boleh tercerabut dengan perkembangan zaman seperti ini," tegas dia.

Sementara itu, H. Miftakhul Hadi menyampaikan LP Maarif NU dilihat dari dasar-dasar ilmu yang diterapkan. Ia berbicara sejarah LP Maarif di Kabupaten Temanggung.

"Ini kita perlu belajar, ta'lim wata'allum tentang apa saja yg ada di LP Maarif NU" katanya.

LP Maarif NU bertugas melaksanakan kebijakan NU di bidang pendidikan dan pengajaran formal.

"Kalau LP Maarif NU adalah sebuah kabinet, maka NU itu ya adalah kabinet, bisa disandingan dengan menteri pendidikannya NU," paparnya.

Sedangkan KH. Muhammad Furqon menceritakan tentang sejarah NU, terutama tentang perjuangan kiai-kiai NU saat zaman penjajahan.

Mulai dari Pangeran Diponegoro, Suryadi Suryaningrat atau sering dikenal Ki Hajar Dewantara, sampai pada pencipta lagu Indonesia Raya dan Syukur, Husein Muntaha, dan juga satu-satunya santri perempuan murid Mbah Kiai Sholeh Darat, R.A. Kartini.

"Berangkat dari penikiran bahwa pejuang-pejuang saat itu adalah santri, maka dibentuklah Nahdlatul Ulama. NKRI sebagai wadah bagi perjuangan Indonesia, ini adalah harga final" ungkapnya.

Gus Furqon menambahkan, bahwa guru NU wajib tahu ideologi NU dan mendarahdaging dari akar.

"Tanah air adalah wadah dari agama, oleh karenanya mempertahankan NKRI hukumnya adalah wajib" tegasnya. (Dloli/Kendi Setiawan).


Terkait