Daerah

Jaga Kiai di Medsos, IPNU-IPPNU Sukorame Gelar Seminar Jurnalistik

Selasa, 5 Maret 2019 | 04:00 WIB

Jaga Kiai di Medsos, IPNU-IPPNU Sukorame Gelar Seminar Jurnalistik

Seminar jurnalistik IPNU-IPPNU Lamongan

Lamongan, NU Online
Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama dan(IPPNU) Kecamatan Sukorame, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur mengadakan Seminar Jurnalistik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ahmad Yani Sukorame.

Ketua panitia pelaksanaan Sugianto mengatakan, acara seminar jurnalistik diikuti oleh kader IPNU-IPPNU Se-Kecamatan Sukorame dan beberapa sekolah umum di Lamongan. Setiap peserta hanya dikenakan biaya administrasi Rp10 ribu.

"Tujuan acara ini untuk membekali kader IPNU-IPPNU dan gerenerasi muda umumnya dalam ilmu Jurnalistik agar bisa membedakan kabar hoaks di media sosial," katanya, Senin (4/3).

Dikatakan, tujuan utama pelaksana kegiatan ini untuk mempersiapkan kader yang siap membela para ulama Nahdlatul Ulama (NU) di media sosial. Hal ini tak lepas dari masifnya kelompok lain menyerang segala yang berkaitan dengan NU.

"Akhir-akhir ini NU diserang habis-habisan di media sosial. Berbagai tulisan berita dan meme menjelekkan NU dan kiai menyebar di media sosial, kalau bukan kader IPNU-IPPNU yang menjaga kiai siapa lagi," tambahnya.

Sugianto menjelaskan, kader yang sudah diajari teknik menulis berita ini akan diminta menulis berita tentang kegiatan NU. Terutama yang ada di Sukorame dan Lamongan. Bisa juga menulis tentang profil tokoh NU dan pesantren.  

"Di Jawa Timur serangan kepada tokoh NU cukup masif, terutama kepada Kiai Marzuki Mustamar. Hampir tiap bulan ada kabar buruk tentang Kiai Marzuki yang dibuat kelompok lain," bebernya.

Baginya, kader IPNU-IPPNU punya potensi dalam menguasai media sosial. Hal itu tak lepas dari usia mereka yang relatif muda, sehingga saat diberikan materi tentang jurnalistik bisa segera paham dan diterapkan.  "Kader IPNU-IPPNU dunianya memang digital. Mereka aktif di facebook, Instagram, Whatshap, Twitter dan YouTube, sehingga kalau diajarkan lebih mudah," ujarnya.

Setelah pelatih ini, para peserta diminta mengisi halaman facebook dan instagram IPNU-IPPNU Sukorame. Diharapkan setiap hari ada berita tentang kegiatan NU yang muncul di media sosial. "Kalau kita tidak bergerak maka bisa-bisa setiap hari kiai kita dihina terus. Para kiai ini kan tidak sempat aktif di media sosial, maka anak-anak muda lah yang bergerak," tandas Sugianto. (Syarif Abdurrahman/Muiz


Terkait