Daerah

Jalan Kaki Delapan Kilometer Demi Gabung dengan Banser Pringsewu

Kamis, 13 September 2018 | 11:30 WIB

Jalan Kaki Delapan Kilometer Demi Gabung dengan Banser Pringsewu

Santri Peserta DTD Banser Pringsewu

Pringsewu, NU Online
Keringat yang bercucuran dan rasa lelah berjalan dari pesantrennya tidak dihiraukan oleh para santri ini. Dengan tekad bulat bergabung dan berjuang bersama Barisan Serba Guna (Banser), tujuh orang santri Pondok Pesantren Raudlatus Sholihin, Padang Ratu, Lampung Tengah mendaftarkan diri mengikuti Diklat Terpadu Dasar (DTD) yang diselenggarakan oleh Banser Kabupaten Pringsewu, Lampung.

“Kami ingin mengabdi kepada kiai dan menjaga NKRI melalui Banser. Kami siap ikut dan digembleng dalam diklat ini,” kata Irfan, ketua rombongan saat mendaftarkan diri kepada panitia DTD, Kamis (13/9).

Irfan pun menceritakan perjalanan dari pesantrennya menuju medan diklat dengan tekad bulat bersama rekan-rekannya. Setelah sekitar 30 menit menggunakan bus dari Kabupaten Lampung Tengah menuju Kabupaten Pringsewu mereka melanjutkan perjalanannya dengan berjalan kaki sepanjang 8 kilometer.

“Kami berasal dari daerah yang berbeda-beda. 3 orang dari Gunung Sugih Lampung Tengah, 2 orang dari Kabupaten Mesuji, 1 orang dari Lampung Barat dan 1 orang lagi dari Kabupaten Kampar, Provinsi Riau,” terang Irfan saat mendaftarkan diri pada Diklat yang dilaksanakan di Komplek MTs Ibnu Zein Purwodadi, Kecamatan  Adiluwih, Pringsewu.

Walaupun tanpa membawa surat rekomendasi dari Ansor Lampung Tengah, panitia pelaksana menerima pendaftaran ke tujuh santri ini. Hal ini dengan pertimbangan kesemangatan dan perjuangan mereka untuk bergabung bersama Banser sangat luar biasa.

Nggak masalah. Kami sudah melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pengurus pondok dan pak kiai,” jelas Komandan Satkoryon Adiluwih, Abdul Jalil.

Jalil menambahkan bahwa ke tujuh santri ini akan bersama dengan para calon Banser lainnya dalam DTD yang akan dilaksanakan 3 hari mulai 14 sampai dengan 16 September 2018 mendatang.

“Kita optimis jika dari awal sudah ada niat tulus untuk berjuang menjaga ulama dan NKRI, maka keberkahan akan dapat diraih. Tekad tujuh santri ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk ikhlas berjuang dengan semangat tinggi di Nahdlatul Ulama,” pungkas Jalil. (Muhammad Faizin)


Terkait