Daerah

Jaringan Santri Nusantara Diskusikan Kiprah Pemerintah

Selasa, 29 Mei 2018 | 11:30 WIB

Tasikmalaya, NU Online
Bertempat di Pondok Pesantren Al Huda Kp. Peuteuyjaya Desa Jayaratu Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jaringan Santri Nusantara (JSN) menggelar deklarasi mendukung kelanjutan program pemerintah, Senin (28/5).

Acara didahului diskusi dengan tema Kiai dan Santri Dukung Kepemimpinan Nasional; Meneladani Pemimpin yang Amanah.

Agus Miftah, ketua panitia yang sekaligus juga ketua JSN Tasikmalaya mengungkapkan tujuan diselenggarakannya diskusi adalah ajang silaturrahim kiai, tokoh masyarakat juga santri wilayah setempat.

"Intinya silaturahim sekaligus menambah pengetahuan. Banyak informasi yang salah terkait pemerintah yang berkembang di masyarakat. Kita harus luruskan," ujarnya.

Agus menilai upaya tersebut justru perlu khususnya untuk kalangan santri dan pesantren. "Jangan sampai ada kesan seolah-olah umat Islam terpinggirkan. Ini melemahkan posisi kita. Sekaligus akan menimbulkan gejolak yang berkepanjangan," katanya.

Sementara itu narasumber diskusi Ajengan Agus Ramdhani menjelaskan adanya propoganda terhadap pemerintah dikarenakan masih ada bagian dari masyarakat yang sampai hari ini belum menerima hasil pemilihan presiden tahun 2014.

"Risiko demokrasi memang seperti ini. Ada yang menang ada yang kalah,” jelasnya. Karena tensi pilpres yang begitu tinggi, akhirnya energi negatif masyarakat dijadikan alat untuk kepentingan politik semata, lanjutnya.

Ajengan Agus menilai banyak keberhasilan yang telah dilaksanakan pemerintah saat ini. Di samping juga ada beberapa kekurangan.

"Itu sangat biasa dalam proses pemerintahan. Tapi jangan sampai mengkritik pemerintah dengan cara menebar berita bohong," katanya.

Dari mulai isu PKI sampai dengan isu anti agama Islam sengaja dihembuskan untuk mengadu domba masyarakat. "Padahal kalau saya amati, Jokowi termasuk presiden yang sangat perhatian terhadap pesantren,” ungkapnya. Hal tersebut dibuktikan dengan kunjungannya ke sejumlah pesantren, lanjutnya. 

Dari kunjungan tersebut bantuan ke pesantren juga sering dilakukan. Dengan demikian anggapan bahwa pemerintah anti Islam, adalah tidak tepat. 

“Apalagi dalam keseharian tidak pernah ada gangguan ketika beribadah,” kata ajengan yang juga Ketua Lajnah Falakiah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Tasikmalaya tersebut.

Ajengan Agus berharap proses berdemokrasi dibarengi dengan kearifan dan kebijaksanaan. (Azmi T/Ibnu Nawawi)


Terkait