Daerah

Jelang Berangkat Haji, Warga Gili Tunaikan Tradisi

Sabtu, 21 September 2013 | 03:02 WIB

Probolinggo, NU Online
Dalam rangka untuk melestarikan tradisi, sejumlah warga Desa Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, membuat gerbang kayu yang dihiasi kaligrafi untuk menyemarakkan musim haji tahun 2013.
<>
Di setiap gerbang tersebut tulisan berbahasa Arab yang menyadur dari ayat-ayat Al-Qur’an terpampang. Selain tertulis Al-Qur’an, hiasan janur kuning juga digunakan.

Bagi warga Desa Gili Ketapang Kecamatan Sumberasih, membuat gerbang tersebut adalah bentuk menghormati jamaah haji yang akan berangkat. “Kami berharap nantinya bisa segera menyusul ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji,” ungkap Agus kepada NU Online, Kamis (19/9).

Diakui Agus, berangkat ke tanah suci adalah cita-cita warga Gili Ketapang. Tidak heran bila setiap tahun jamaah haji selalu ada. Bahkan sebelum ada pengetatan menunaikan ibadah haji, warga Gili Ketapang tidak sedikit yang berangkat hanya hingga tiga kali. Bahkan jamaah haji setiap tahunnya bisa mencapai lebih dari 20 orang. Meski saat ini jumlahnya menurun drastis karena pengetatan pembatasan jamaah haji.

“Meski pembuatan pintu gerbang menghormati calon jamaah haji dilakukan sukarela, tetapi penyediaan bahan pembuatan gerbang ditanggung calon jamaah haji. Semua ini dilakukan semata-mata untuk melestarikan tradisi di sini,” jelas Agus.

Sementara Samad calon jamaah haji asal Gili Ketapang mengungkapkan bahwa membuat satu gerbang bisa menghabiskan biaya sebesar Rp200 ribu. Saat ini ia mengaku hanya membuat dua pintu gerbang di jalan menuju pantai.

Selain membuat pintu gerbang, dirinya juga mengaku mempersiapkan satu armada bus untuk tetangga disekitarnya yang akan ikut mengantarkannya ke Bandara Juanda Surabaya. Sedangkan untuk warga yang akan mengantarkannya hingga pelabuhan Mayangan Kota Probolinggo, dirinya mempersiapkan tiga kapal sleret. Dimana satu sleret bisa mengangkut 100 orang. (Syamsul Akbar/Mahbib)


Terkait