Karanganyar, NU Online
Menjelang datangnya bulan Ramadhan, kalangan abdi dalem Keraton Kasultanan Yogyakarta yang diutus langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X mengadakan Upacara Labuhan di Gunung Lawu, Jumat (30/5) sore. Dipilihnya Gunung Lawu sebagai lokasi upacara karena dulu sempat dijadikan tempat pertapaan para Raja Mataram.
<>
Dalam Upacara Labuhan ini, juru kunci Gunung Lawu dipasrahi ubo rampe atau sesaji oleh para abdi dalem Keraton Kasultanan Yogyakarta. Ubo rampe tersebut dimaksudkan sebagai lambang terima kasih kepada Allah swt. yang memberi keberkahan bagi masyarakat setempat.
Tradisi ini rutin dilakukan setiap tanggal 30 Rajab atau sebulan sebelum memasuki bulan Ramadan. “Ini juga sebagai ungkapan syukur kepada leluhur yang telah membantu berjuang untuk Kerajaan Mataram di masa lalu,” kata Abdi Dalem Widyo Budoyo, Kanjeng Mas Tumenggung Hardoyudo.
Abdi dalem telah menyiapkan ubo rampe yang dimasukkan dalam dua kotak kayu berwarna merah yang bertuliskan Redi Lawu Kanemah dan Redi Lawu Kasepuhan. Selain ubo rampe, juru kunci gunung setinggi 3.265 meter ini juga diberikan kain adat jawa oleh abdi dalem.
Setelah diterima, aneka ubo rampe dibawa ke Pepunden di Dusun Nano, Desa Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu untuk diarak bersama warga setempat. Untuk kemudian tepat pada pertengahan malam, dibawa naik ke puncak Lawu.
Kepala Lingkungan Dusun Nano, Surono mengaku senang bisa menyambut para utusan Sri Sultan Hamengku Buwono X. “Ini memang sebuah tradisi yang harus dipertahankan,” tuturnya. (Rodif/Ajie/Mahbib)