Daerah

Kakak Kandung Ketua PWNU Jatim ini Sering Didatangi Artis

Senin, 7 Juli 2014 | 02:28 WIB

Probolinggo, NU Online
Meskipun menjadi salah satu pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo, namun Hj. Diana Susilowati lebih suka beraktivitas di luar pesantren dalam kesibukannya bersilaturahim. Saking gemarnya, serasa tiada hari tanpa silaturahim. Sehingga, bila hendak bertemu dengannya, harus janjian lebih dahulu.<>

“Di pesantren saya bagian keluar, tetapi menyedot orang datang. Saya silaturahim kemana-mana, setelah orang-orang itu kenal saya, mereka datang kesini. Saya kalau sampai tiga hari tidak keluar (silaturahim), sepertinya mau sakit. Dengan silaturahim saya menjadi jarang sakit,” ujar Ning Sus, demikian panggilan akrabnya.

Kegiatan silaturahim ini tidak hanya dilakukan Ning Sus kepada sanak saudaranya. Tetapi juga kepada para pengasuh pesantren dan fakir miskin. Bahkan, beberapa pekan lalu Ning Sus berada di Pulau Madura selama 10 hari. Disana putri pertama KH. Hasan Saifourriddzal ini mengikuti gurunya, Syekh Muhammad bin Ismail Zein dari Makkah, bersilaturahim kepada sejumlah ulama di pulau garam itu.

Dalam silaturahim bareng Syekh Muhammad ini, dalam sehari bisa bertemu dengan 11 kiai di Madura. Sehingga, bila menghabiskan waktu selama 10 hari, total ada 111 kiai yang dijumpai. “Alhamdulillah, kiai se –Madura Insya Allah sudah saya kenal semua. Disini saya merasakan, betapa barokahnya mengikuti guru,” jelas alumnus Pesantren Darul Ulum Jombang ini.

Tidak hanya para kiai di Madura atau Jawa Timur, sejumlah kiai di ibukota Jakarta juga tidak luput dari kunjungannya. Misalnya, Hj. Tutik Alawiyah, Pengasuh Pesantren Assyafi’iyah Jakarta dan KH. Nur Muhammad Iskandar Pengasuh Pesantren As-Siddiqiyah, Jakarta.

Dengan bersilaturahim kepada sejumlah kiai dan pesantren, Ning Sus mengaku selain mendapatkan banyak teman, juga banyak mendapatkan ilmu. Ilmu yang didapat dalam bersilaturahim, kata Ning Sus merupakan ilmu langsung yang dipelajari dari orang-orang yang dijumpainya. Misalnya, bagaimana para kiai dan nyai yang dijumpainya menghormati tamu, bagaimana mereka dalam bersedekah dan lain sebagainya.’

Meski mempunyai pesantren dan pernah mondok bertahun-tahun, Ning Sus mengaku ilmunya masih dangkal. Sehingga ia perlu belajar kepada para ulama dan nyai melalui media silaturahim. 

Ning Sus kecil ketika usianya baru menginjak 8 tahun dikirim menuntut ilmu di Pesantren Darul Ulum Jombang selama setahun. Berikutnya, Ning Sus kaweruh di Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, Jombang. Di pesantren asuhan KH. Bishri Syansuri ini, Ning Sus nyantri selama 7 tahun, sebelum akhirnya menikah.

“Dengan bersilaturahim, saya bisa belajar bagaimana para kiai dan bu nyai itu menghormati tamu. Juga dengan keluar dari Genggong, saya jadi tahu Genggong itu masih belum ada apa-apanya. Masih banyak pesantren-pesantren besar yang lebih besar dari Genggong. Seperti As-Siddiqiyah, cabangnya ada dimana-mana,” terangnya.

Selain para kiai dan fakir miskin, Ning Sus juga gemar menyambangi para narapidana dan tahanan. Baik narapidana atau tahanan yang ada di Probolinggo maupun di luar tempat kelahirannya itu. Seperti di Rumah Tahanan (Rutan) Medaeng, Surabaya. Terutama para narapidana perempuan. Tujuannya jelas Ning Sus demi melihat mereka senang tidak merasa diasingkan.

“Supaya terobati karena mereka khan merasa tersingkir dari keluarganya. Kami memberi semangat. Kalau masalah tobat, hidayah, itu kan yang mengatur Allah SWT,” kata ibunda dari Muhammad Haris ini.

Berkat kegemarannya bersilaturahim, kini Ning Sus dikenal dimana-mana. Tidak hanya dari kalangan kiai, fakir miskin, narapidana, kalangan artis juga banyak yang mengenalnya. Banyak artis ternama yang pernah datang bersilaturahim kepada Ning Sus. Seperti Anang Hermansyah dan istrinya Ashanti, Arzetti Bilbina, Charly Setia Band dan Nia Ramadhani bersama suaminya, Aldi Bakri. Kalau di raja dangdut Rhoma Irama dan Ustadz Yusuf Mansyur sudah tidak terhitung berapa kali ke kediaman Ning Sus.

Dengan banyaknya artis yang mencarinya, banyak yang beranggapan Ning Sus merupakan guru spiritual mereka. Namun penilaian ini dibantah oleh kakak kandung Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah itu. Katanya, para artis itu datang hanya untuk bersilaturahim. Kadang ada yang minta saran dan doa.

“Ada artis yang tahu saya dan ingin kenal, jadi datang kesini. Kadang ada yang curhat masalahnya, minta didoakan, ya saya minta sama-sama mendoakan,” tegas Ning Sus yang suka gambusan ketika masih mondok tersebut.

Disamping kegiatannya bersilaturahim, di Pesantren Zainul Hasan Genggong, Ning Sus juga mempunyai jamaah tariqoh dan pengajian. Dua jamiyah ini mempunyai kegiatan di hari dan jam berbeda. Tariqoh Qodiriyah Nasabandiyah yang ditekuninya sejak puluhan tahun silamitu digelar sebulan sekali, setiap hari Sabtu Wage. Sedangkan pengajian terdiri dari dua kelompok dan digelar sepekan sekali. Yakni, setiap Ahad sore dan Jum’at siang. Jamaahnya kebanyakan ibu-ibu dan sudah sepuh-sepuh.

Menurut Ning Sus, ada sekitar 600 orang yang rutin mengikuti majelis taklimnya. Diantara mereka juga banyak dari keluarga tidak mampu. Mendapati itu, Ning Sus tidak tinggal diam. Mereka yang tidak mampu secara ekonomi dibantunya. Ada yang dikirimi kebutuhan dapur setiap pekan, ada yang setiap bulan, ada juga yang harian. Setiap lebaranpun tidak ketinggalan, mereka rutin dapat jatah baju baru. “Saya lebih senang melihat ke bawah karena dengan seperti itu saya bisa bersyukur,” tegasnya.

Dengan hanya bersilaturahim dan bersedekah, dari mana duit yang didapatkan untuk melakukan kebaikan itu? Termasuk, membiayai mobilitasnya dalam bersilaturahim dan jaha sekitar 600 jamaah majelis taklimnya? Mendapati pertanyaan ini, Ning Sus tidak bersedia menjawab secara detail. “Ada saja pemberian dari Allah SWT. Kalau bisnis, rahasia,” jelasnya.

Seakan klop dengan kebiasaannya, gerakan silaturahim Ning Sus makin menjadi-jadi. Maklum kegiatan syuting ini juga berpindah-pindah dan tidak hanya di Indonesia. Misalnya pada 18 hingga 26 Mei 2014 lalu, Ning Sus syuting di Johor, Malaysia. Disana ia juga bersilaturahim dengan sejumlah datuk, salah satunya Datuk Syarifudin. Pekan depan, Ning Sus juga mempunyai jadwal syuting di Jember dan Lumajang. “Hidup itu dinikmati saja. Jangan suka jengkel kepada orang lain agar tetap sehat,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Anam)


Terkait