Daerah

Kembali Gelar Ijazah Kubro, Pagar Nusa Kokohkan Sanad Aswaja

Senin, 26 Maret 2018 | 11:00 WIB

Pamekasan, NU Online
Ketua Pimpinan Wilayah Pagar Nusa Jawa Timur H Faidhol Mannan menjelaskan di hadapan sekitar 1500 pendekar Pagar Nusa tentang sejarah pembentukan badan otonom Nahdlatul Ulama yang berisi para pendekar tersebut.

Menurutnya, Pagar Nusa dibentuk agar para pendekar yang tergabung di organisasi NU tidak dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang tidak suka terhadap NU dan ulama.

Pada awal pembentukan Pagar Nusa, katanya, KH Maksum Jauhari atau Gus Maksum mulai mengkhawatirkan keberadaan perguruan pencak silat lain yang ingin merusak paham keagamaan Ahlussunah wal Jamaah.

"Maka dari itu kalau warga merasa darahnya darah NU, tulangnya tulang NU, badannya dan nyawanya nyawa NU yang berada di luar pagar Nusa segera kembali kepada Pagar Nusa," katanya pada acara Ijazah Kubro di Pesantren Sumber Anom Angsana, Palengaan, Pamekasan, Ahad (25/3) malam.

Ia mengatakan, Pagar Nusa berbeda dengan pencak silat yang lain karena Pagar Nusa dibentuk atas istikharah para kiai. "Kalau tidak membawa kebaikan, maka tidak mungkin dibentuk (oleh para kiai)," jelasnya.

Oleh karena itu, keberadaan Pagar Nusa merupakan benteng paham Ahlussunah wal Jamaah dari kelompok luar yang ingin merusaknya. "Sekarang banyak orang yang mengaku Islam tapi tidak mempunyai sambungan keilmuan kepada ulama, sementara ulama adalah pewaris para nabi," ujarnya.

Innama yakhsyallaha min 'ibadihil ‘ulama. Sesungguhnya yang takut kepada Allah di kalangan hamba-hambanya hanyalah para ulama. Al-Fathir 28.

"Maka tidak salah mengikuti ijazah kubro untuk menyambungkan diri kepada Allah dan Rasulullah," tegasnya. (Husni Sahal/Alhafiz K)


Terkait