Jakarta, NU Online
Pesantren Kilat Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (Sanlat BPUN) adalah program bagus dan berguna bagi pelajar. Program ini membekali kapasitas intelektual calon mahasiswa, tetapi juga aspek spiritualitas mereka.
<>
"Sebelumnya saya belum mengerti betul apa itu Sanlat BPUN. Tapi setelah melihat dan mendengar penjelasan lebih rinci, saya baru mengerti jika 'follow up' program ini bagus karena para peserta didik tidak saja secara akademis, tapi juga secara rohani, life skill (kecakapan hidup) yang jelas akan berguna bagi para peserta," kata Kepala Sekolah SMAN 1 Baradatu, Waykanan Winingsih di Blambangan Umpu, Rabu (20/5).
Pada Senin (18/5), Winingsih ditemani Kepala SMAN 2 Gunung Labuhan Zubaidah menghadiri pembukaan Sanlat BPUN Waykanan 2015 di pesantren Tahfidzul Quran di km 5 Blambangan Umpu.
"Saya mewakili teman-teman kepala sekolah menyampaikan terima kasih atas fasilitas diberikan panitia kepada anak-anak kami yang mengikuti kegiatan ini karena tidak semua anak-anak di Waykanan bisa ikut," ujarnya.
Di Bandarlampung, kegiatan setara BPUN dikenai biaya Rp1,8 juta per anak. "Itu untuk bimbingan belajarnya saja, belum kebutuhan lainnya karena anak saya pernah masuk bimbingan belajar untuk melanjutkan ke perguruan tinggi negeri atau PTN. Artinya, para pelajar yang ikut kegiatan BPUN beruntung bisa masuk di program ini. Bimbel di luar sana butuh biaya banyak," kata Winingsih lagi.
Winingsih meminta para peserta Sanlat BPUN Waykanan 2015 untuk mengikuti proses dengan sungguh-sungguh. "BPUN tepat untuk meningkatkan kompetensi pelajar. Belajar harus serius, asah kemampuan dengan serius supaya menjadi individu-individu lebih bermanfaat," pesan Winingsih kepada peserta.
BPUN merupakan program bertujuan mengantarkan sebanyak-banyaknya pelajar kuliah di PTN, di program studi yang beragam, Kedokteran, Teknik, Ekonomi, Psikologi, Hubungan Internasinal, Pertanian dan lain-lain.
Selain materi mata pelajaran yang diujikan di Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), peserta juga diberikan materi non-mata pelajaran seperti kepemimpinan, kewirausahaan, keterampilan, keberagamaan yang toleran dan moderat.
Di Waykanan, peserta BPUN belajar mandiri 9-17 Mei setelah menerima modul.
"Selama pelaksanaan program, peserta biasanya diasramakan selama satu bulan penuh. Namun di Waykanan, baru bisa diasramakan dua minggu 18 Mei-1 Juni 2015. Tapi tanpa dipungut biaya. Karena itu harus dibayar dengan kesungguhan," ujar Manajer BPUN Waykanan Gatot Arifianto.
Alumni Pendidikan Kader Penggerak NU itu selanjutnya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang menyakini pendidikan sebagai kata kunci regenerasi bangsa dengan memberikan bantuan moral dan lain sebagainya sehingga kegiatan tersebut bisa terlaksana.
"Semoga dicatat sebagai amal ibadah. Pesan untuk kita semua dan terutama para santriwan santriwati BPUN dari Imam Syafi'I, ‘Bila kamu tak tahan lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan’," pungkas Ketua GP Ansor Waykanan itu.
BPUN merupakan program utama dari Yayasan Mata Air yang terpanggil untuk berperan, karena kompetisi dan akses pendidikan yang masih kurang ramah kepada masyarakat yang kurang mampu.
Program ini juga membekali pendidikan karakter, jiwa kepemimpinan, keberagamaan yang ramah kepada para pelajar agar memunyai perspektif dan berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. (Red Alhafiz K)