Tegal, NU Online
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Kabupaten Tegal Hj Umi Azizah mengaku gelisah dengan banyaknya ibu yang tidak memahami dirinya sebagai seorang ibu. Dalam artian melalaikan diri terhadap tugas dan kewajiban serta kodratinya sebagai seorang wanita.
“Banyak Ibu yang lalai akibat tidak paham kalau dirinya seorang ibu,” demikian disampaikan Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Tegal Hj Umi Azizah saat wawancara khusus di ruang kerja Wakil Bupati Tegal, Kamis (8/12).
Umi yang juga Wakil Bupati Tegal itu melihat, tidak sedikit kaum ibu melenceng dari kodratinya sebagai kaum wanita. Antara lain menjadi penjaja seks komersial, penghibur lelaki hidung belang diberbagai tempat hiburan malam dan perbuatan mesum lainnya, yang hanya untuk mendapatkan materi dan memuaskan diri sendiri.
Dia tidak menyalahkan 100 persen pada pola hidup yang melenceng tersebut kepada kaum hawa semata. Tetapi dipicu gaya hidup yang hedonis dan materialistis, lemahnya keteladanan orang tua dan lingkungan sekitar, dan minimnya komunikasi dengan keluarga.
“Mayoritas dari Mereka, akibat himpitan ekonomi dan sakit hati dengan pacar atau pasangan hidupnya,” tutur Ibu dari 6 anak ini.
Untuk menghindari aktivitas negatif, dia menyarankan agar kaum ibu selalu aktif di berbagai organisasi keagamaan seperti Fatayat atau Muslimat atau yang Gabungan Organisasi Wanita. Karena organisasi wanita ini diyakini sangat bagus karena secara langsung maupun tidak langsung menjadi lahan pendidikan kelanjutan dari seorang ibu.
“Meskipun demikian, harus tetap menjadi pendidik bagi anak-anaknya maupun pendamping suami menuju keluarga yang sakinah mawadah warahmah,” tandasnya.
Wanita kelahiran Tegal 4 April 1960 ini, telah mengusulkan penutupan berbagai tempat-tempat maksiat atau lokalisasi prostitusi yang ada di Kabupaten Tegal. Di Kabupaten Poci ini telah ditutup Lokalisasi Karanggondang di Lebaksiu. Setelah diterbitkan Peraturan Bupati, maka tiga lokalisasi lainnya yakni Wandan, Peleman dan Gang Sempit.
Muslimat NU, lanjutnya, bekerja sama dengan dinas terkait telah memberi solusi kepada PSK, mucikari dan tukang parkir lokalisasi memberi pelatihan sesuai dengan bakat dan minat Mereka. Seperti pelatihan tata boga, tata busana, kecantikan, perbengkelan dan lain-lain. “Kita beri solusi dulu, baru kemudian beraksi menutup lokalisasi,” tandasnya.
Umi bertekad akan menekan jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Tegal akibat seks bebas di lokalisasi tersebut. HIV/AIDs sudah menyebar di 18 kecamatan se kabupaten Tegal. Terbukti ada tahun 2016 tercatat ada 88 orang meninggal akibat HIV/AIDs dari estimasi 830 kasus yang ada. “Lebih baik diketahui sekarang, ketimbang tidak diketahui sama sekali, sehingga pemerintah dan organisasi masyarakat ikut mencarikan solusi pencegahannya,” pungkas Umi. (wasdiun/abdullah alawi)