Tangerang Selatan, NU Online
Banyaknya permasalahan ketimpangan yang melibatkan jender membuat Korps PMII Putri Komisariat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (Komfaktar) Cabang Ciputat menggelar Sekolah Islam Gender (SIG) dengan tema "Revitalisasi Pendidikan Islam dan Gender" di Asrama PutriCabang Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten Ahad (25/3).
Dengan pekerjaan yang sama, perempuan menerima gaji lebih sedikit daripada laki-laki. Minim hak reproduksi dengan kurangnya waktu cuti, misalnya juga menjadi salah satu ketimpangan yang terjadi. Belum lagi masalah kekerasan baik verbal dengan hardikan atau cacian, ataupun fisik berupa pukulan.
Daan Dini Khairunida, pengurus Ikatan Alumni PMII Ciputat menyampaikan kegiatan SIG diikuti dari berbagai kampus, yakni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, dan Universitas Ibnu Khaldun, Bogor.
Annisa Mahfudzoh, pengurus biro advokasi PB Kopri, menyampaikan langkah-langkah advokasi permasalahan perempuan. Dalam mengadvokasi satu kasus, menurutnya harus diawali dengan fokus pada permasalahan yang akan dibahas guna mencari penyebabnya. Setelah itu, harus mendapatkan konfirmasi dari klien. Lalu, mulai dengan bertanya-tanya mengenai kronologi.
Langkah berikutnya, pengadvokasi mencari tahu dasar hukumnya, diteruskan dengan menyiapkan bukti-bukti. Selepas itu, ia harus menentukan instansi mana yang berwenang untuk melakukan mediasi dengan pelaku dengan musyawarah.
Menurutnya, advokasi ini penting untuk dilakukan oleh perempuan. Selain banyak menerima kekerasan fisik, ada hal lain yang tidak dipahami lelaki sehingga perempuan harus bergerak.
“Banyak regulasi yang harus diperjuangkan mengenai kebutuhan perempuan itu sendiri yang tidak diketahui atau dimengerti laki-laki,” kata perempuan yang akrab disapa Ujo itu.
Ova Siti Sofwatul Ummah, Wakil Presiden Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015-2016 mengatakan, jender berbicara perihal fungsi dalam berkehidupan sosial dan kebudayaan. Jender, menurutnya, bukan seperti seks yang hanya membahas perihal biologis.
SIG merupakan kegiatan kaderisasi non-formal PMII Komfaktar yang ditunjukan bagi anggota PMII. Menurut Azizatul Atiyyah, Ketua SIG, kegiatan ini bertujuan agar anggota PMII memiliki kapasitas dan kemampuan yang mumpuni sesuai dengan perkembangan zaman. (Syakir NF/Muiz)