Daerah

Lakpesdam NU Sampang Usulkan Ada Perda Penanganan Banjir

Rabu, 29 Januari 2014 | 02:30 WIB

Sampang, NU Online
Bencana banjir mulai melanda Pulau Madura, salah satunya di Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Banjir merendam empat desa di kabupaten ini Selasa (28/1), menyusul hujan deras yang mengguyur kawasan itu sejak Senin.
<>
Sebagai langkah penanggulangan banjir, Sekretaris Lakpesdam NU Sampang Ali Imron mengusulkan, untuk segera membuat Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati. Regulasi ini dinilai mendesak mengingat selama ini belum ada langkah dan strategi yang sistematis dan terencana dari pemerintah Sampang untuk menanggulangi bencana banjir.

Apalagi, tambahnya, pembuatan peraturan ini sudah memiliki payung hukum yang sangat jelas semisal;Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008, Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun, Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131 Tahun 2003 serta banyak lagi peraturan-peraturan yang bisa dijadikan pijakan hukum.

Diharapkannya, dalam peraturan itu nanti terdapat rencana aksi daerah yang tidak hanya memuat langkah-langkah tanggap bencana namun juga berisi pengurangan risiko bencana. Tidak hanya itu, adanya peraturan ini merupakan wujud  keseriusan dari pemerintah dalam menangani banjir.

“Adanya peraturan daerah atau peraturan bupati dalam penanggulangan bencana ini sekaligus untuk menjawab kritikan  dari masyarakat atas kelambanan dan ketidakseriusan pemerintah selama ini dalam menaggulangi banjir”  tegasnya.

Keempat desa di Kecamatan Jrengik, Sampang, terendam banjir itu, antara lain  Taman, Panyepen, Majengan dan Margantoko. Ratusan rumah warga di empat desa itu terencam banjir. Banjir akibat hujan deras di Kecamatan Jrengik itu juga merendam jalur lalu lintas antara Sampang dengan Kabupaten Bangkalan di Jalan Raya Jrengik.

Genangan banjir di jalan raya itu antara 30-100 cm. Akibatnya, sejumlah kendaraan mengalami mogok saat berupaya menerobos genangan banjir, baik kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat.

"Banjir yang terjadi di Jrengik sebenarnya sejak tadi malam. Tapi saat itu genangan air masih rendah, tidak seperti sekarang ini," kata warga Desa Jrengik, Penyepen, Muarif.

Selain karena hujan yang sangat deras, banjir yang melanda empat desa itu juga karena Sungai Nyiburan meluap. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Sampang Wisnu Hartono menjelaskan bahwa selain merendam ratusan rumah warga, banjir yang terjadi di Kecamatan Jrengik itu juga merendam ratusan hektare lahan pertanian milik warga.

Tanaman padi milik warga yang baru tanam terendam banjir yang terancam gagal panen, kata dia. Tapi kami belum mengetahui secara pasti jumlah korban banjir disana, karena petugas sampai saat ini masih melakukan pendataan," kata Wisnu Hartono menjelaskan.

Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Sampang juga berencana menggelar ritual ruwatan bumi trunojoyo. Ritual ini dimaksudkan sebagai upaca tolak bala dan menjauhkan Sampang dari adanya bencana alam. Direncanakan dalam ruwatan akan diisi dengan  istighosah yang dipadukan dengan tradisi tolak bala lainnya.

“Ruwatan Bumi harus dilakukan mengingat banjir di Sampang sudah terjadi berkali-kali, bahkan dalam jangka waktu satu tahun frekunsi banjir mencapai sepuluh kali,” ujar Ali. (Imron/Mahbib)


Terkait