Daerah

Lesbumi Pacitan Guyur Bukit Sentono Gentong dengan Shalawat

Selasa, 19 Februari 2019 | 06:00 WIB

Lesbumi Pacitan Guyur Bukit Sentono Gentong dengan Shalawat

Jamaah Lesbumi Bershalawat

Pacitan, NU Online
Bukit Sentono Gentong yang terletak di Desa Dadapan Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Senin malam (18/2) diguyur bacaan shalawat. Bacaan shalawat dan qasidah ini dilantunkan oleh seribuan jamaah Lesbumi Bershalawat yang terdiri dari santri dan masyarakat.

Lesbumi atau Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia, sebuah wadah yang menaungi seniman dan budayawan Nahdatul Ulama, menggelar kegiatan shalawatan dalam rangka doa bersama untuk warga dan kabupaten Pacitan yang tahun ini tengah memperingati hari jadinya yang ke-274.

Menurut pengurus Lesbumi Pacitan, Hammam Fathullah HB, kegiatan ini merupakan kali pertama yang digelar oleh Lesbumi. Acara dihadiri oleh puluhan majelis shalawat dari seluruh kabupaten Pacitan.

"Acara ini bermula dari niat Lesbumi untuk mengadakan kopdar musisi duror serta majelis-majelis shalawat dari seluruh Pacitan. Dan Alhamdulillah malam ini hadir 400 penabuh duror," kata pencipta lagu Ayo Mondok itu.

Gus Hammam, sapaan akrabnya, menjelaskan kedepan kegiatan Lesbumi Bershalawat akan diagendakan rutin setiap tiga bulan sekali. Tujuannya untuk memperkuat tali silaturahmi antar kelompok seniman duror.

"Setelah agenda pertama di Sentono Gentong, pertemuan berikutnya akan diagendakan di monumen Jendral Soedirman," jelas alumnus Pesantren Krapyak Yogyakarta itu.

Bukit Sentono Gentong merupakan destinasi wisata di Pacitan. Hamparan panorama Teluk Pantai Pacitan tampak indah dari atas bukit ini. Sebelumnya Bukit Sentono Gentong dikenal sebagai tempat petilasan dakwah Syekh Subakir.

Hal ini seperti disampaikan Ketua MWCNU Pringkuku, Kiai Markum, saat memberikan kata sambutan.

"Sentono Gentong adalah bukit petilasan dakwah Syekh Subakir. Acara malam ini menjadi napak tilas, dengan berdoa, bershalawat dan bermunajat bersama," tuturnya.

Sementara itu Katib Syuriyah PCNU H Mukarom yang didaulat menyampaikan mauidzah hasanah mengatakan, Nahdlatul Ulama tidak hanya sekedar organisasi kemasyarakatan. Tetapi NU sudah menjadi manhaj atau metode berfikir dalam kehidupan beragama dan bernegara.

"Di NU semua diayomi, termasuk seni budaya, terlebih budaya shalawatan. Untuk itu sangat tepat jika Lesbumi mengadakan Lailatus Shalawat. Ditambah lokasi Sentono Gentong ini adalah petilasan Syekh Subakir dalam mengembangkan Islam bermadzhab Ahlussunnah wal Jama'ah," katanya.

Acara Lesbumi Bershalawat diawali dengan kegiatan Khatmil Qur'an, dilanjutkan dengan pembacaan Manaqib Syekh Abdul Qodir Jaelani oleh Habib Taufik Ba'bud dari pesantren Tremas dan ditutup dengan pembacaan doa oleh KH Asif Hasyim Ihsan. (Zaenal Faizin/Muhammad Faizin)


Terkait