Daerah

Liburan Mondok, Ini yang Harus Dilakukan Santri di Kampung

Sen, 12 Desember 2016 | 10:00 WIB

Grobogan, NU Online
Masa libur mondok telah tiba, waktunya bagi santri rehat sejenak pulang ke rumah. Meninggalkan pesantren tercinta berarti pula meninggalkan kegiatan didalamnya. Tak ada lagi peringatan ngaji, sorogan, musyawarah seperti biasanya. Di rumah, tinggallah kesadaran diri dalam bersikap dan berperilaku.

Dewasa ini banyak santri yang salah paham. Pulang berarti bebas, bebas dari peraturan pesantren yang ketat setiap harinya. Bahkan ada juga santri yang terkadang tidak mencerminkan kehidupan pesantren yang sebenarnya. Padahal santri dituntut harus tetap bisa menjaga akhlaq dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan bagaimanapun.

“Santri ketika pulang menjadi barometer. Tolak ukur bagaimana ia bisa menyerap pelajaran yang ada di pondok. Harus bisa menjaga akhlak dan sikap walau tidak berada di pondok,” ujar KH Shofi Al-Mubarok, Pengasuh pesantren Sirojuth Tholibin Brabo, Grobogan, Jawa Tengah.

Kiai Shofi menambahkan, santri tidak boleh seperti burung yang baru lepas dari sangkarnya. Ketika keluar ia berprilaku bebas sebebas-bebasnya, bahkan lupa kembali ke sangkarnya kembali. Walaupun liburan santri harus tetap berprilaku baik dan tidak lupa mengaji.

Selain itu, ia juga yang berkesempatan memberi pesan sehari sebelum diizinkannya santri pesantren Sirojuth Tholibin pulang. Juga mengingatkan agar santri tidak banyak pergi bermain. Lebih baik di rumah membantu orang tua atau ikut memakmurkan masjid setempat. (Aldi Rizki Khoiruddin/Fathoni)

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Terkait