Batu, NU Online
KH Faqih Sya‘roni, mantan Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Batu, Jawa Timur, berpulang ke Rahmatullah. Ia wafat pada Rabu (21/11) kemarin sekira pukul 01.30 dini hari.
Meninggalnya Almarhum mengejutkan banyak pihak. Karena, selama ini, tokoh NU yang bersahaja itu nampak sehat dan tetap rajin mengisi acara pengajian-pengajian di sejumlah tempat.<>
Menurut penuturan Nidhom, putra keduanya, Almarhum sejak awal Ramadan lalu memang sudah mulai agak terganggu kesehatannya. Penyakit radang tenggorokannya mulai agak sering kambuh. “Bapak memang sakit sejak awal bulan Ramadan kemarin. Penyakit Bapak kan radang tenggorokan,” katanya.
Bahkan, awal Nopember lalu, bapak 11 putra itu juga sempat masuk Rumah Sakit Aisyiah, Malang. “Selama tiga hari bapak menginap di rumah sakit. Karena kondisi membaik, akhirnya dibawa pulang,” katanya.
Sepulang dari rumah sakit, memang kondisi Almarhum semakin membaik, bahkan tanggal 5 Nopember lalu, Almarhum juga sempat menunaikan haknya untuk melakukan pencoblosan dalam Pilkada. “Bapak juga sempat ikut coblosan,” katanya.
Namun, kondisi berubah sejak mulai sore kemarin lusa yang akhirnya Almarhum dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Semasa hidup, Almarhum dikenal sebagai tokoh NU yang ulet dan organisatoris sejati. Terbukti, beberapa jabatan penting pernah disandangnya.
Selain menjadi Rais Syuriah PCNU Kota Batu, Almarhum juga baru saja meninggalkan jabatannya sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Batu. Jabatan terakhir dan belum kelar hingga saat ini adalah ketua Mustasyar PCNU Kota Batu.
Selain organisatoris, Almarhum juga dikenal gampang bergaul dan berkomunikasi. Terbukti, di rumah duka, kemarin, hampir semua ulama se-Kota Batu, pejabat, anggota DPRD tumplek blek untuk mengantar jenazah ke peristirahatan terakhirnya.
Nampak hadir juga Wakil Walikota terpilih, Budiono SH MM, Ketua DPRD Mashuri Abdul Rahim, Kapolres Batu AKBP Juansih dan puluhan pejabat se-Kota Batu. Almarhum meninggal pada usia yang ke-76 tahun dan meninggalkan 11 putra. (duta)
KH Faqih Sya‘roni, mantan Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Batu, Jawa Timur, berpulang ke Rahmatullah. Ia wafat pada Rabu (21/11) kemarin sekira pukul 01.30 dini hari.
Meninggalnya Almarhum mengejutkan banyak pihak. Karena, selama ini, tokoh NU yang bersahaja itu nampak sehat dan tetap rajin mengisi acara pengajian-pengajian di sejumlah tempat.<>
Menurut penuturan Nidhom, putra keduanya, Almarhum sejak awal Ramadan lalu memang sudah mulai agak terganggu kesehatannya. Penyakit radang tenggorokannya mulai agak sering kambuh. “Bapak memang sakit sejak awal bulan Ramadan kemarin. Penyakit Bapak kan radang tenggorokan,” katanya.
Bahkan, awal Nopember lalu, bapak 11 putra itu juga sempat masuk Rumah Sakit Aisyiah, Malang. “Selama tiga hari bapak menginap di rumah sakit. Karena kondisi membaik, akhirnya dibawa pulang,” katanya.
Sepulang dari rumah sakit, memang kondisi Almarhum semakin membaik, bahkan tanggal 5 Nopember lalu, Almarhum juga sempat menunaikan haknya untuk melakukan pencoblosan dalam Pilkada. “Bapak juga sempat ikut coblosan,” katanya.
Namun, kondisi berubah sejak mulai sore kemarin lusa yang akhirnya Almarhum dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Semasa hidup, Almarhum dikenal sebagai tokoh NU yang ulet dan organisatoris sejati. Terbukti, beberapa jabatan penting pernah disandangnya.
Selain menjadi Rais Syuriah PCNU Kota Batu, Almarhum juga baru saja meninggalkan jabatannya sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Batu. Jabatan terakhir dan belum kelar hingga saat ini adalah ketua Mustasyar PCNU Kota Batu.
Selain organisatoris, Almarhum juga dikenal gampang bergaul dan berkomunikasi. Terbukti, di rumah duka, kemarin, hampir semua ulama se-Kota Batu, pejabat, anggota DPRD tumplek blek untuk mengantar jenazah ke peristirahatan terakhirnya.
Nampak hadir juga Wakil Walikota terpilih, Budiono SH MM, Ketua DPRD Mashuri Abdul Rahim, Kapolres Batu AKBP Juansih dan puluhan pejabat se-Kota Batu. Almarhum meninggal pada usia yang ke-76 tahun dan meninggalkan 11 putra. (duta)
