Daerah

Manusia Paling Lupa kepada Diri Sendiri

Kamis, 3 Juli 2014 | 08:06 WIB

Probolinggo, NU Online
Ibadah adalah sarana bersyukur kepada Allah. Tidak beribadah berarti tidak bersyukur kepada Allah. Demikian dikatakan KH Amin Fathullah, Pengasuh Pondok Pesantren Fathullah, Sebaung, Gending, Probolinggo, Jawa Timur.
<>
“Allah memberi kebaikan kepada kita. Kebaikan ini adalah nikmat,” kata KH Amin pada kegiatan Diskusi dan Buka Bersama yang diselenggarakan Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Probolinggo, Rabu (2/7).

KH Amin menjelaskan, ada dua nikmat yang patut disyukuri. Pertama nikmat kejadian. Nikmat ini berupa nikmat diciptakannya manusia dengan bentuk yang sempurna. “Manusia paling bagus, bahkan daripada Malaikat,” kata KH Amin yang juga tercatat sebagai Pengurus Cabang NU Kraksaan, Probolinggo. Ia juga menambahkan, secara fisik manusia paling mampu melakukan segala jenis gerakan.

Nikmat yang kedua adalah nikmat pemberian. Kata KH Amin, semua yang ada di bumi dijadikan oleh Allah untuk manusia. Baik yang dilaut maupun di darat semuanya milik manusia. “Hewan-hewan itu numpang punya kita,” katanya sambil guyon.

Kata KH Amin, di laut bahkan ada ikan yang sekali bertelur bisa mencapai hingga limabelas ribuan sekaligus. “Cuma tidak dinampakkan. Ketika Manusia butuh baru ia kepermukaan,” katanya.

Kendati demikian, katanya, manusia paling lupa terhadap nikmat yang satu ini. “Manusia paling lupa kepada diri sendiri. Kalau mengkritik orang lain paling bisa,” katanya.

Kegiatan Diskusi dan Buka Bersama ini diikuti oleh pengurus harian cabang PMII Probolinggo serta delegasi dari pengurus rayon dan komisariat PMII se-Probolinggo. (Beny/Mahbib)


Terkait