Daerah

Mapaba PMII Langkah untuk Cegah Radikalisme di Kampus Umum

Senin, 10 Desember 2018 | 04:00 WIB

Jakarta, NU Online 
Mapaba atau Masa Penerimaan Anggota Baru merupakan gerbang awal memasuki Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), sebuah organisasi yang memiliki pandangan tegas bahwa keislaman dan keindonesiaan bisa disatukan.  

Aktivis PMII Universitas Indonesia Depok, Lukman Hakim, mengatakan, dengan mengikuti Mapaba, PMII berupaya menepis pandangan sejumlah pihak yang mengatakan bahwa kampus umum merupakan sarang lahirnya radikalisme agama. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) misalnya, menengarai kampus umum paling terpapar radikalisme. 

“Dengan adanya Mapaba PMII UI, kami hadir sebagai jawaban bahwa masih ada pergerakan mahasiswa yang membawa nilai-nilai toleransi dan keislaman Indonesia,” kata ketika diwawancarai Ahad, (9/12). 

Menurutnya, organisasi ekstra kampus yang berbasis kaderisasi Ahlussunah wal Jamaah memang jarang ditemui dalam mengawal pergerakan Islam di kampus UI. Karena itulah, PMII UI terus-menerus memperjuangkannya agar mampu menekan perkembangan radikalisme agama yang bersifat intoleran di kampus. 

“Mahasiswa sebagai penerus bangsa seharusnya menjaga agar Indonesia tetap kondusif, aman, dan damai. Hal itu hanya bisa tercapai ketika mahasiswa mempunyai sikap yang toleran sebagaimana prinsip Ahlussunah wal Jamaah,” jelasnya.  

Dua minggu lalu, PMII UI mengadakan Mapaba bertema Merajut Keislaman dan Keindonesiaan. 

Menurut ketua Panitia Mapaba ke-27, Alfin Syahrin, materi kaderisasi yang disampaikan Mapaba kali ini cukup sederhana, hanya berfokus pada pengenalan Ahlussunah wal Jamaah, Nilai Dasar Pergerakan, dan ke-PMII-an. 

“Mapaba kali ini tidak seperti Mapaba 26 sebelumnya yang menyajikan materi Mapaba dengan lengkap. Kali ini cukup sederhana karena Mapaba 27 merupakan MAPABA susulan bagi peserta- peserta yang berhalangan hadir ikut Mapaba sebelumnya,” jelasnya.

PMII UI dalam waktu berdekatan telah mengadakan dua kali Mapaba. Sebelumnya pada 13 Oktober di Puncak, Bogor dan yang terbaru di Pondok Pesantren Ciganjur, Jakarta Selatan. (Ahmad Fauzan Kamil/Abdullah Alawi)


Terkait