Daerah

Masjid Nasional Al-Akbar Selenggarakan Pelatihan Tahsinul Qiraah

Senin, 19 Maret 2018 | 08:30 WIB

Surabaya, NU Online
Tidak semua kaum muslimin memiliki bacaan al-Qur’an yang sesuai ketentuan. Padahal dari bacaan yang benar, akan bisa menggugah diri sendiri dan juga kalangan lain untuk meresapi makna dan sekaligus berupaya mengamalkan kandungannya.

Berangkat dari hal tersebut, Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya menyelenggarakan pelatihan tahsinul qiraah untuk para remaja masjid atau remas. Sebuah kegiatan untuk memperbaiki bacaan al-Qur’an, mulai dari makhrijul huruf dan tajwid. 

“Kegiatan ini diperuntukkan kepada sahabat muda remas yang ingin memperbaiki bacaan Al-Qur’an,” kata Sholeh, Senin (19/3). 

Menurut Wakil Ketua Remas Masjid Nasional Al-Akbar tersebut, selama kegiatan para peserta dipandu ustadz Thobib Dzikrul Hasan yang juga muadzin di masjid kebanggaan di Surabaya tersebut. “Yang bersangkutan juga qari Provinsi Jawa Timur,” ungkap penanggung jawab kegiatan ini. 

Pelatihan tersebut dilaksanakan setiap Ahad pada pukul 10.00 sampai 11.30 WIB di ruang Kalijaga Masjid Al Akbar. “Ini terbuka untuk umum, terbuka untuk remaja masjid se-Indonesia,” terang Sholeh.

Dalam pandangan A Ainun Najib, ada empat metode yang bisa digunakan dalam membaca Al-Qur’an. “Yaitu hadr berupa membaca Qur’an dengan cepat dan memperhatikan bacaan dan tajwid. Metode ini biasanya digunakan saat murajaah bagi para hafidz,” kata Ketua Remas Masjid Al-Akbar ini.

Kedua adalah tadwil, yakni metode membaca Al-Qur’an dengan tempo sedang. “Boleh digunakan saat khatmil Qur’an dan shalat yang rakaatnya banyak, misal tarawih,” jelasnya. 

Sedangkan ketiga yakni tahqiq. “Yaitu metode membaca Al-Qur’an dengan tempo yang lambat dan dengan power vokal yang kuat guna memperjelas huruf. Metode ini digunakan dalam mengajar Al-Qur’an,” urainya.

Sedangkan keempat adalah tartil, yaitu metode yang biasa digunakan oleh bagina Nabi Muhammad SAW. “Ini metode membaca Al-Qur’an dengan tempo sedang, power sedang, dan memiliki fungsi yang paling luas,” katanya.

Secara umum, terdapat tujuh teknik dasar dalam membaca Qur’an dengan metode tartil. “Yaitu bayati, hijaz, rost, nahawa, shoba, sika, dan jiarka,” pungkas Najib. (Red: Ibnu Nawawi)


Terkait