Daerah

Membludak, Jamaah Shalat Id di Banyumas Manfaatkan Pekarangan

Ahad, 25 Juni 2017 | 14:02 WIB

Banyumas, NU Online
Membludaknya jamaah shalat Idul Fitri di Mushala Al Mujahidin RW 07 Dusun Losari Desa Samudra Kecamatan Gumelar, Banyumas, Jawa Tengah Ahad (25/6) pagi membuat warga memanfaatkan halaman masjid, bahkan ada yang sampai ke pekarangan warga. 

Ketua RW 07 Yuswo Hadi Yuwono memaparkan tahun ini shalat Idul Fitri di Mushala Al Mujahidin merupakan pelaksanaan tahun ketiga, di mana tahun-tahun sebelumnya warga melaksanakan shalat Idul Fitri di halaman SD 01 Samudra yang areanya lebih luas. Namun karena di sekolah tersebut sudah dibangun gedung baru, area halaman menjadi lebih sempit. Mushala Al Mujahidin sendiri hanya mampu menampung maksimal 100 jamaah.

“Alhamdulillah penyelenggaraan shalat idul Fitri merupakan salah satu agenda utama setiap tahunnya,” kata Yuswo seraya menambahkan tak kurang dari lima ratus warga turut mengikuti shalat Idul Fitri.

Selain sempitnya area shalat, dalam persiapan shalat Idul Fitri, panitia juga menghadapi satu persoalan, yakni karena akhir Ramadhan ini masih sering turun hujan, halaman dan pekarangan sekitar mushala menjadi basah dan becek. Bahkan pada sore dan malam hari sebelumnya, hujan turun cukup deras selama beberapa jam. Untuk mengantisipasinya, warga menaburkan arang di atas area halaman dan pekarangan sebelum dipasang alas dan sajadah 

Tokoh agama setempat, Ahmad Rido mengungkapkan dari tahun ke tahun selalu terjadi peningkatan kesadaran warga untuk mengikuti berbagai ibadah termasuk shalat Idul Fitri. Hal itu terlihat dari semakin banyaknya warga yang ikut serta shalat Idul Fitri. Ia pun mengapresiasi hal tersebut. Menurutnya ada hal sangat penting untuk mengatasi masih lemahnya masyarakat dari menjalankan ritual agama Islam, yakni membuang rasa malas.

“Kemalasan ini faktor utama yang harus dihadapi setiap individu. Kalau mampu membuang kemalasan, tentu bisa giat dan selalu aktif melaksanakan ibadah,” kata pria asal Kabupaten Batang yang mengajar Pendidikan Agama Islam.

Ia mengaku rasa kasih sayang, empati dan perhatian menjadi kunci dalam menggerakkan masyarakat agar giat beribadah.

“Perhatian tanpa diminta oleh mereka harus kita berikan,” ungkapnya.

Selain peningkatan kesadara dalam beribadah, menurutnya masyarakat juga semakin kompak dalam kehidupan sehari-hari. Terbukti dalam persiapan shalat Idul Fitri ini mereka juga bahu membahu membersihkan halaman dan pekarangan sekitar mushala.

Salah satu jamaah, Sarwono, mengatakan dirinya selalu bersemangat dalam melaksanakan shalat Idul Fitri.

“Idul Fitri ini kan momen berharga. Saya sangat senang kalau bisa berkumpul dengan seluruh keluarga dan bisa shalat, bertemu dan bersilaturahim dengan semua warga di sini,” katanya. (Kendi Setiawan/Abdullah Alawi)


Terkait