Kepemimpinan adalah seni, maka dalam memutar roda organisasi untuk mencapai tujuan organisasi harus dengan cara-cara ala seniman. Indah, mempesona, menggigit namun tidak membuat sakit. Artinya, perlu mengutamakan prinsip kedewasaan dan kematangan.
“Tidak baik kalau seorang pemimpin gampang marah apalagi 'mutungi ' (ngambek, red),” Wakil Ketua Tanfidz PCNU Kabuaten Tegal H. Ahmad Was’ari S.Pd pada saat membuka Up grading PAC IPNU–IPPNU Adiwerna, di SMK NU 01 Adiwerna Kabupaten Tegal Ahad (15 /11).<>
Apalagi, lanjutnya, secara kodrati setiap manusia adalah pemimpin. Jadi dalam memimpin diri sendiri misalnya, harus dengan cara-cara yang bijak. Pangkal dari semua itu, terletak dalam hati. Untuk itu, hati harus dimenej dengan baik. Apalagi dalam menghadapi anggota IPNU–IPPNU yang heterogen.
Sebagai bekal lain, lanjutnya, bila ingin berhasil memimpin IPNU-IPPNU minimal pertama, memilki keimanan yang tinggi. Kedua, memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan ketiga pandai berstrategi.
Sementara Wakil Ketua Tanfidiyah MWC NU Kec Adiwerna Drs Al Fatah MPd. mengingatkan agar dalam mengemban amanat organisasi jangan asal–asalan. Prinsip-prinsip manajemen harus diterapkan. Diantaranya adanya planning, organiting, actuating, controlling (POAC).
Managemen organisasi penting diketahui oleh siapapun dan bukan hanya sebatas pengurus organisasi saja. Sehingga mengetahui semua yang diperogramkan untuk dilaksanan bareng-bareng. Sebagai organisasi non profit, IPNU–IPPNU menerapkan kedudukan, pengurus ataupun anggota sejajar. “Dalam artian, semua mempunyai peran yang sama dalam organisasi tersebut,” jelasnya.
Fatah menilai, salah satu kelemahan organisasi non profit semacam IPNU-IPPNU terletak pada manejemen. Untuk itu perlu pemantapan tata kelola organisasi yang rapi dan apik.
Kalaupun ada pergantian kepemimpinan, organisasi tetap akan berjalan dengan baik karena manajemennya sudah tertata. Yang tak kalah penting, memanfaatkan daya juang atau semangat. Ibarat sekelompok angsa, jika ada angsa yang tidak kuat maka temanya akan menyusul kebelakang hingga sampai pada formasi sebelumnya. “Begitupun jika pemimpinya ke belakang, maka bergantian satu angsa memimpinya di depan,” tuturnya.
Ketua PAC IPNU Adiwerna Abdul Ajiz digelarnya kegiatan ini bertujuan agar pengurus yang baru saja dilantik baberapa minggu yang lalu bisa bekerja maksimal. “Up grading ini Start awal kegiatan PAC IPNU–IPPNU”
Ajiz mengaku, di era modern ini, organisasi pelajar NU harus mengikuti perkembangan zaman. Dengan demikian mampu menepis anggapan IPNU sebagai organisasi yang kolot. Caranya, dalam mengadakan kegiatan penuh inovatif dan kreatif.
Kegiatan yang berlangsung sehari itu, diikuti 100 orang perwakilan dari Pengurus PAC, PR dan PK. Materi pokok kegiatan ini adalah manajemen keorganisian dan kepemimpinan. Seperti biasa, pembacaan tahlil tak lepas dari kegiatan IPNU-IPPNU di PAC Adiwerna. (was/miz)