"Carilah ilmu sampai ke negeri China."
Lamongan, NU Online
Kemajuan Tiongkok yang pesat saat ini menjadi daya tarik luar biasa bagi banyak pihak, salah satunya adalah kemajuan di bidang pendidikan.
Kemajuan di bidang pendidikan itulah yang menjadi ketertarikan oleh dua lembaga pendidikan besar di Lamongan, Jawa Timur, yakni sekolah Madrasah Aliyah (MA) Matholiul Anwar dan Universitas Islam Darul Ulum (Unisda) Lamongan pada Sabtu dan Ahad, 2-3 Desember, mengadakan Seminar Beasiswa Menembus Beasiswa Studi ke Tiongkok.
Acara tersebut mengundang Ahmad Syaifuddin Zuhri, alumnus Nanchang University yang juga dosen Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai pembicara.
Di MA Matholiul Anwar,respons 300 siswa sangat tinggi. Antusiasme mereka untuk menggali informasi beasiswa juga ditunjukkan dalam sesi diskusi, puluhan siswa mengajukan pertanyaan yang beragam terkait studi di Tiongkok.
Sementara di Universitas Darul Ulum (UNISDA), peserta yang hadir sekitar 100 orang yang terdiri dari mahasiswa dan dosen di kampus tersebut.
Zuhri, yang juga sebagai pembicara tunggal, menceritakan banyak hal tentang peluang dan tantangan beasiswa di Tiongkok yang bisa didapatkan, seperti lewat jalur beasiswa China Scholarship Council (CSC), beasiswa dari pemerintah Tiongkok.
Pria yang juga Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor dan juga salah satu pendiri PCI NU Tiongkok ini menjelaskan, saat ini di Tiongkok, data resmi dari Kementerian Pendidikan RRT, ada 397.635 pelajar asing (2015).
Dari jumlah itu, sekitar 12.694 pelajar asal Indonesia. Pelajar asal Indonesia menempati urutan ke-9 setelah Korea Selatan, AS, Thailand, India, Pakistan, Rusia, Kazakhstan dan Jepang.
Ia melanjutkan dengan menjelaskan dan berbagi tips dalam meraih program beasiswa China Government Scholarship oleh institusi China Scholarship Council (CSC) untuk S1-S3.
“Jenis beasiswa dari program itu antara lain melalui program kejasama Bilateral Indonesia-Tiongkok (Chinese Embassy), program AUN (ASEAN University Network), program Chinese University Scholarship dan masih banyak lainnya," katanya.
Menurutnya semua bisa diakses sebagai jalur masuk untuk mendapatkan beasiswa, baik full beasiswa atau beasiswa parsial.
Tiap tahun, CSC mengalokasikan sekitar seribu kursi beasiswa untuk pelajar dari negara-negara ASEAN. Khususnya untuk jenjang S2-S3.
“Saat ini peluang untuk pelajar Indonesia cukup besar dengan makin eratnya hubungan kedua negara sehingga alokasi khusus untuk Indonesia tiap tahun bertambah. Tahun 2016 kemarin saja, ada sekitar 150-an pelajar Indonesia yang mendapatkan beasiswa tersebut,” urai Wakil Ketua Umum Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok 2013-2014 tersebut.
Usai diskusi dan tanya jawab. Zuhri mengajak peserta untuk simulasi bagaimana cara mendaftar secara online program beasiswa tersebut, mencari kampus yang ideal dari 279 perguruan tinggi yang menyediakan beasiswa, termasuk berkas-berkas apa saja yang harus disiapkan dan bagaimana cara mengirimkannya serta langkah apa yang dilakukan usai lolos seleksi.
Aktif Keliling Kenalkan Beasiswa
“Di setiap sudut kota, kampus, ada warung atau kantin yang khusus menyediakan makanan halal. Jadi jangan khawatir kuliah di Tiongkok. Banyak makanan kemasan juga yang berlogo sertifikasi halal yang dikeluarkan oleh asosiasi muslim setempat,” ujar pria yangaktif dalam mengenalkan beasiswa ke Tiongkok sejak lulus dari Nanchang University 2015 itu.
Pria asal Semarang ini setidaknya sudah keliling mulai dari Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur dalam mengenalkan studi beasiswa ke Tiongkok, khususnya di pesantren-pesantren.
Di sela-sela kesibukannya sebagai dosen, peneliti dan aktivitas di banyak organisasi, Zuhri keliling mengenalkan beasiswa karena ingin sekali berbagi pada anak-anak muda khususnya santri di daerah agar bisa mengakses sekolah atau kuliah ke jenjang lebih tinggi hingga ke luar negeri khususnya Tiongkok.
“Harapan saya adalah, dengan kemajuan pesat Tiongkok, kita harus belajar banyak hal dari sana. Dengan berbagi informasi ke sebanyak-banyaknya pelajar Indonesia agar bisa belajar kesana khususnya lewat jalur beasiswa. Dengan banyak pelajar Indonesia di sana juga untuk menjalin hubungan people-to-people contact kedua negara semakin erat,” tutupnya. (Bukhori Hasyim/Kendi Setiawan)