Kudus, NU Online
Pasca Pemilihan kepala Daerah (Pilkada), masyarakat diminta tetap rukun dan tidak saling cerai berai. Hal demikian sesuai ajaran agama untuk selalu mempererat tali persaudaraan.
<>
“Kendati biasanya terdapat gesekan dalam Pilkada, jangan menjadikaan masyarakat cerai berai, harus tetap bersatu padu,” kata wakil Ketua PCNU Kudus KH Hadziq ZU dalam seminar publik “Membangun kerukunan menuai kedamaian; Guyub rukun Pasca Pilkada” yang diadakan Forum Masyarakat Peduli Pilkada (Formappi) di Pendopo Wakil Bupati Kudus, Jawa Tengah Kamis (29/8).
Sebagaimana diwartakan, Kabupaten Kudus usai melaksanakan Pilkada 26 Mei 2013 lalu dengan menghasilkan pasangan H Musthofa – H Abdul Hamid sebagai bupati dan wakil bupati. Meskipun penuh dinamika seperti gugatan ke Mahkamah Konstitusi, namun masih tetap kondusif dan pada akhirnya pasangan itu dilantik pada 14 Agustus 2013 setelah ada keputusan dari Hakim Konstitusi.
Melihat dinamika demikian, KH Hadziq menilai masyarakat Kudus sudah dewasa dalam menyikapi perbedaan pilihan. Kerukunan masih terjaga dan tidak menggunakan kekerasan sebagaimana daerah lain.
“Islam itu rahmatal lil alamin (rahmat bagi semua umat) sebagai agama ramah bukan agama pemarah sehingga kita harus menjaga kerukunan tanpa amarah (kekerasan),” tegas kyai yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kudus seraya menyitir sebuah ayat Alquran.
Kepada pemimpin terpilih, tambah KH Hadziq, mengingatkan supaya bersikap lemah lembut, tidak memiliki dendam kepada lawan politik serta memberi atau meminta maaf dan bermusyawarah manakala terdapat perbedaan pandangan.
“Ingatlah, semuanya merupakan rahmat dari Allah. Makanya, pemimpin jangan mempunyai hati yang keras supaya tidak ditinggalkan rakyatnya,” tandas.
Dari aspek budaya, menurut KH Hadziq, masyarakat Kudus mempunyai toleransi yang kuat karena diajarkan oleh Sunan Kudus Syech Ja’far Shodiq. Saat masuk ke kota kretek ini pada waktu itu, Sunan Kudus terlebih dahulu membaca kultur sehingga dalam berdakwah tidak menyinggung perasaan masyarakat setempat.
“Sikap dewasa masyarakat kudus sesuai ajaran Sunan Kudus yang toleran dan menghargai perbedaan kultur agama maupun golongan lain,” imbuhnya.
Setelah usai Pilkada, ia berpesan semua komponen masyarakat untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan supaya selalu tercipta kedamaian.
“Pilkada sudah selesai, mari kita saling memaafkan dan saling membantu demi kesejahteraan masyarakat,” pungkas KH Hadziq.
Disamping KH Hadziq, turut menjadi narasumber dosen dan praktisi Hukum UMK Dr Hidayatullah dan sekretaris HIPMI yang juga mantan Ketua PC PMII Kudus M. Fatchul Munif. Kegiatan yang dibuka wakil bupati H Abdul Hamid itu berlangsung hingga siang hari dan dihadiri puluhan aktivis Ormas dan kalangan akademisi di Kudus.
Redaktur : Abdullah Alawi
Kontributor : Qomarul Adib