Daerah

PCNU-MUI Sesalkan Upaya Pemurtadan

Jumat, 16 Februari 2007 | 05:14 WIB

Bondowoso, NU Online
Kerukunan antarumat beragama di Bondowoso sedikit terusik. Ini lantaran ada oknum dari pemeluk agama lain melakukan upaya kristenisasi terhadap umat Islam. Pertama dilakukan terhadap warga Desa Kabuaran Grujukan dan kedua di Desa Gentong dan Taman Kecamatan Taman Krocok.

Ketua Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bondowoso KH Ali Salam sangat menyayangkan dan menyesalkan terhadap ulah oknum penganut agama lain yang memaksakan agamanya terhadap orang yang sudah beragama. Kalau kejadian ini dibiarkan tanpa penyelesaian bisa mengganggu kerukunan antarumat beragama.

<>

“Kami sudah menyampaikan kasus ini kepada Pak Moningka, Ketua Badan Musyawarah Antar Greja (Bamag) soal upaya kristenisasi terhadap ummat Islam saat pelantikan Kepala Departemen Agama di Pendopo,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Khalil, Bataan, Tenggarang, Kamis (15/2) kemarin.

Pak Mon (panggilan Moningka), lanjutnya, sangat terkejut dan cara yang dilakukan oleh oknum untuk mengkristenkan orang Islam adalah tidak benar. Lebih jauh Pak Mon minta agar data pribadi yang berupaya mengkristenkan umat Islam dicatat untuk ditelusuri.

Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, Kiai Ali mempercayakan pada FKUB (Forum Komunikasi Antar-Umat Beragama). “Walaupun kami di sini merupakan organisasi masyarakat terbesar, untuk menyelesaikan kasus kristenisasi tetap mempercayakan pada lembaga yang ada korelasinya dengan persoalan tersebut,” tambah alumnus Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan itu.

Sikap penyesalan terhadap upaya kristenisasi juga disampaikan oleh anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Bondowoso KH. Mahsun Hasyim. “Menggunakan logika apapun menanamkan agama terhadap orang yang sudah beragama tidak dibenarkan,” katanya.

Ditambahkan, harusnya orang Kristen mengambil hikmah dari kejadian Ikatan Jama’ah Ahlul Bait Indonesia (Ijabi). Soal perbedaan paham saja kalau dibiarkan bisa terjadi kerusuhan, apalagi soal agama, bisa-bisa lebih parah lagi. Untung para tokoh agamanya masih bisa mengendalikan massanya.

Pengasuh Pondok Pesantren Roudlatul Mustarsyidin Sumber Beringin itu menghimbau agar pemeluk agama lain tidak merusak tatanan rumah tangga orang lain, agar hubungan yang selama ini kita bina tidak terganggu oleh orang-orang yang tak bertanggungjawab.

“Sebetulnya kalau kami biarkan dan tidak melihat kepentingan yang lebih besar, yaitu kekondusifan Bondowoso, bisa terjadi anarkis. Karena begitu umat Islam mendengar adaya upaya kristenisasi, mereka siap untuk melakukan jihad,” pungkas Wakil Katib Syuriah PCNU Bondowoso itu.

Upaya kristenisasi yang dilakukan di Kecamatan Taman Krocok dan Grujukan modusnya sama. Karena, sebelum menuju ke Batu, Malang, mereka ditransit ke Jember dulu. Motifnya sama, mereka ditipu untuk bekerja tapi tidak dipekerjakan. (sam)


Terkait