Pamekasan, NU Online
Jumlah pengangguran di Pamekasan saat ini mencapai 15 ribu jiwa. Data tersebut tercatat di Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Pamekasan.
<>
Kepala Dinsosnakertrans Pamekasan Al Walid mengungkapkan, dari data yang terkumpul dari para pencari kartu kuning (kartu pencari kerja) sudah tercatat sekitar 15 ribu orang yang dianggap pengangguran. Jumlah itu bakal bertambah saat penjaringan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Mereka baru dianggap bukan pengangguran ketika sudah tidak memperpanjang kartu kuning.“Kalau yang kami kumpulkan dari pengajuan kartu kuning, jumlahnya sampai 15 ribu orang,” katanya.
Menurutnya, banyaknya penganggur itu karena yang dianggap sebagai pekerjaan adalah status PNS. Sehingga, status itu terus diharapkan setiap tahun dan akan semakin banyak data pengangguran ketika syarat pendaftaran CPNS harus menggunakan kartu pencari kerja.
Alwalid menekankan, tingginya angka pengangguran di Pamekasan lantaran dipicu adanya ketergantungan pencari kerja terhadap profesi PNS. “Di Madura, khususnya di Pamekasan ini, pekerjaan sebagai PNS sangat jadi primadona. Padahal pekerjaan lain yang menguntungkan masih banyak,” katanya.
Pekerjaan di bidang wirausaha justru dijauhi lantaran gengsi. Dan, lebih memilih menjadi tenaga honorer yang antara penghasilan dengan pengeluaran setiap harinya tidak seimbang. AlWalid mencontohkan, lulusan tingkat SMA/SMK enggan menggeluti wirausaha jasa, semisal salah satunya membuka jasa pangkas rambut.
Padahal, keuntungan dari jasa pangkas rambut maupun wirasusaha lainnya diperkirakan bisa menghasilkan Rp 50 hingga Rp 75 ribu setiap harinya. Sayangnya, sebagian besar pemuda di Pamekasan enggan menekuni pekerjaan tersebut.
“Contohnya jadi tukang pangkas rambut, kalau mau ditekuni sehari bisa dapat Rp 50 sampai Rp 75 ribu, daripada menjadi tenaga honorer yang honornya kecil hanya karena menuggu jadi PNS,” tandasnya.
Atas kenyataan tersebut, Ketua PCNU Pamekasan KH Abdul Ghoffar menegaskan, warga nahdliyin diharapkan tidak menergantungkan dirinya pada jabatan PNS.
"Warga nahdliyin harus mandiri. Berwirausaha merupakan spirit ke-NU-an yang mesti mewarnai keseharian warga nahdliyin," terang Kiai Ghoffar kepada NU Online, Sabtu (10/5).(Hairul Anam/Abdullah Alawi)