Daerah

Pentingnya Moderasi Islam untuk Generasi Milenial

Ahad, 2 Desember 2018 | 04:00 WIB

Pentingnya Moderasi Islam untuk Generasi Milenial

Kjian Aswaja alumni Pesantren Mojokerto, Jatim

Mojokerto, NU Online
Yusuf Suharto, salah satu tim peneliti Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur mengatakan, fenomena saat ini menunjukkan jika semangat keagamaan yang ada pada generasi milenial tidak diimbangi dengan pemahaman yang lebih luas dalam ilmu agama. Alhasil,  generasi milenial dinilai lebih memperjuangkan simbol, namun abai terhadap esensi dari agama itu sendiri.

Hal tersebut diungkapkan temu alumni Ikatan Santri Pondok Pesantren Roudlotul Nasyi’in Mojokerto saat menggelar kajian aswaja, Sabtu (1/12). 

“Karakter yang kemudian melekat adalah mudah sekali menuduh kafir kelompok lain yang tidak seide dengan pemikiran mereka,” jelasnya.

Dikatakan, generasi milenial dikenal sebagai generasi muda yang memiliki semangat dalam hal apapun, baik itu dalam hal teknologi, berjejaring, dan sebagainya, termasuk juga semangat keislaman yang menggelora. 

"Dan semangat yang menggelora ini perlu adanya suatu hal yang bisa menjadi batas tersendiri sehingga tidak menabrak norma-norma yang ada," ungkapnya.

Acara yang dibuka oleh Pengasuh Pesantren Roudlotul Nasyi’in, KH Syihabul Arifin, diikuti ratusan peserta yang berasal dari santri dan alumni pesantren yang tersebar di berbagai daerah.

Kegiatan yang menghadirkan Ustadz Yusuf Suharto, salah satu tim peneliti Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur sebagai pemateri ini dilangsungkan pada Sabtu (1/12) dan bertempat di mushala pesantren putra Roudlotul Nasyi’in Mojokerto. 

Yusuf melanjutkan, sebagai pembeda dengan yang lain, ada tiga ciri aswaja, yakni tiga sikap yang selalu diajarkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya, yakni tawasuth, tawazun, dan i’tidal. Selain ketiga prinsip tersebut, golongan Ahlussunnah wal Jamaah juga mengamalkan sikap tasamuh atau toleransi.

“Yakni menghargai perbedaan serta menghormati orang yang memiliki prinsip hidup yang tidak sama. Namun bukan berarti mengakui atau membenarkan keyakinan yang berbeda tersebut dalam meneguhkan apa yang diyakini,” bebernya.

Di akhir, Ustadz Yusuf berharap selepas acara ini, para peserta mampu menjadi semakin yakin terhadap kebenaran aswaja dan Nahdlatul Ulama. “Alumni dan santri semakin kuat keyakinan atas kebenaran Aswaja dan Nahdlatul Ulama,” harapnya. (Hanan/Muiz)


Terkait