Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Pringsewu, Lampung H Taufik Qurrohim menjelaskan dan mengingatkan bahwa ada beberapa penyakit hati yang seringkali muncul saat seseorang melaksanakan ibadah haji di tanah suci Makkah.
Penyakit-penyakit hati ini akan mengurangi pahala dan kualitas ibadah serta membawa para jamaah melenceng dari niat ibadah haji utama yakni hanya mengharap ridho dari Allah SWT.
"Niat utama haji adalah mencari ridho Allah dengan mengenyampingkan niat lain. Jangan sampai terbersit dalam hati niat berhaji seperti ingin dipanggil pak haji, refreshing (jalan-jalan) atau berbelanja. Luruskan niat dalam berhaji dan hindari penyakit hati saat berhaji," ingatnya saat menyampaikan mauidzah hasanah hikmah berhaji pada walimatus safar lil hajj salah satu warga Kabupaten Pringsewu, Kamis (11/7) malam.
Penyakit hati yang sering muncul menurutnya pertama adalah takabbur atau sombong. Asal penyakit ini muncul dari sifat yang tidak mau menerima kebenaran. Penyakit ini muncul dari sifat diri yang merasa 'paling' dan lebih dari orang lain.
Penyakit selanjutnya adalah sifat egois atau mementingkan diri sendiri dan tidak memperdulikan kondisi orang lain. Penyakit ini sering terlihat saat perjalanan ibadah haji seperti budaya tidak mau antri.
"Para jamaah haji ini berasal dari berbagai latar belakang bangsa, suku, budaya yang berbeda. Sehingga biasa memunculkan ke'aku'annya. Penyakit hati ini harus dihindari," tegasnya.
Penyakit hati lainnya adalah sifat ingin memamerkan kelebihan diri kepada orang lain yang disebut riya. Sikap ini muncul di antaranya seperti memamerkan amal ibadah yang dilaksanakan selama ibadah haji.
"Memamerkan sedekah, shalat, dan bacaan quran harus dihindari saat berhaji. Apalagi di era milenial saat ini mudah sekali bagi setiap orang untuk pamer melalui media sosial," katanya.
Dalam ibadah haji, jamaah haji juga mudah dihinggapi penyakit iri dan dengki. Penyakit hati ini muncul dari kondisi selalu melihat kelebihan orang lain saat berinteraksi. Jamaah yang memiliki sifat tidak ingin disaingi oleh orang lain, mudah dihinggapi penyakit ini.
Selain menyampaikan terkait penyakit hati selama ibadah haji, ia juga mengajak umat Islam di Indonesia untuk selalu optimis bisa melaksanakan ibadah haji ke tanah suci. Optimisme ini harus didukung dengan terus berikhtiar dan berdoa agar diberi kemudahan dalam mewujudkannya.
"Optimis kita bisa berangkat haji. Walau tidak mungkin menurut kita, tapi bagi Allah ini hal yang sepele. Jika Allah menghendaki maka segalanya jadi mungkin. Haji itu ada faktor nasab, faktor, kasab (usaha), ataupun faktor nasib," pungkasnya. (Muhammad Faizin)