Subang, NU Online
Empat puluh santriwan dan santriwati dari beragam pesantren di Kabupaten Subang menonton film Nagabonar di Pesantren At-Tawazun, Kalijati, Subang, Sabtu malam, (10/11). Mereka menonton selepas pelatihan jurnalistik dari pagi hingga malam.<>
Menurut Dedik Priyanto, salah seorang panitia pelatihan jurnalistik, film Naga Bonar dipilih untuk ditonton disela kegiatan sebagai peringatan hari pahlawan.
Nagabonar, sambungnya adalah film yang menunjukkan kepahlawanan dengan cara paling bagus. Kepahlawanan yang sangat manusiawi.
“Jenderal Nagabonar bukan orang yang suci. Dia bekas pencopet, takut sama emaknya. Tapi berkomitmen terhadap perjuangan mempertahankan kemerdekaan,” ujarnya.
Dia menambahkan, film yang dibikiin tahun 1986 itu juga sarat dengan humor yang menyegarkan, sehingga masih bisa dinikmati sekarang.
“Selain itu, naskah film tersebut dibikin orang Lesbumi, orang NU yaitu Asrul Sani. Ini sekaligus memperkenalkan tokoh Lesbumi.”
Melalui menonton tersebut, ia juga bisa membuka pandangan bahwa orang NU juga memiliki kemungkinan untuk merambah dunia perfilman.
Santri menonton Naga Bonar dikemas dalam pelatihan jurnalistik yang digelar Lembaga Ta’lif wa Nasr Pengurus Cabang NU Subang. Pelatahan yang bertema Menumbuhkembangkan tradisi menulis di kalangan Nahdliyin ini berlangsung dari Sabtu-Ahad (10-11/11).
Redaktur: A. Khoirul Anam
Penulis : Abdullah Alawi