Daerah

Perpustakaan Bukan Tempat Sunyi

Jumat, 5 April 2019 | 01:30 WIB

Perpustakaan Bukan Tempat Sunyi

Perpustakaan menjadi tempat membaca dan diskusi.

Majalengka, NU Online
Dalam menghadapi zaman milenial semua harus bertranformasi. Pihak yang tadinya hanya menunggu, sekarang harus berubah yaitu menjemput. Seperti halnya perpustakaan yang dulunya hanya dijadikan tempat membaca atau tempat sunyi, sekarang harus berubah dijadikan tempat yang sangat menyenangkan dan tidak kaku.

Hal itu dikatakan pegiat literasi, Asep Saepul Rahman pada diskusi di Perpustakaan Daerah (Perpusda) Majalengka, Jawa Barat, Kamis (4/4).

"Dulu perpustakaan diibaratkan tempat untuk aktivitas sebatas baca dan peminjaman buku, juga ruang sunyi. Tetapi saat ini perpustakaan tempat dijadikan ruang diskusi para kawula muda yang di mana terdapat kafe dan bisa tempat yang menyenangkan," ujar Asep yang juga dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Unpad Bandung ini.

Asep menyatakan juga bahwa di Majalengka untuk kegiatan membaca cukup meyakinkan. Hal itu dilihat dari kuisioner yang pernah ia sebarkan beberapa bulan yang lalu untuk dilihat dari minat baca dikategorikan cukup. Akan tetapi pasilitas yang harus diperbanyak untuk menunjang aktivitas membaca di Majalengka agar ditingkatkan.

"Untuk meningkatkan minat baca harus diserta fasilitas yang memandai. Percuma bila minat baca tinggi tapi pasilitas yang tersedia tidak cukup misalnya kesediaan bahan baca atau terjangkaunya perpustakaan ditiap desa," lanjutnya.

Sementara itu, pegiat Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Nurul Hud, Dodi Jaya mengatakan kalau dilihat dari minat baca di Majalengka cukup meningkat. Akan tetapi, kesediaan bahan bacaan dan terjangkaunya masyarakat ke perpustakaan dalam membaca kurang karena masyarakat perlu biaya tambahan kalau hanya sebatas meminjam buku ke perpustakaan ke perpusda. Untuk itu, diharapkan tiap desa harus ada perpustakaannya.

"Atau minimal adanya perpustakaan keliling ke setiap desa," kata Dodi. 

Acara dihadiri oleh pegiat perpustakaan mulai dari perpustakaan alternatif, TBM, perpustakan desa, juga para penulis dan para seniman, serta tokoh masyarakat. (Tata Irawan/Kendi Setiawan)


Terkait