Pamekasan, NU Online
Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Kabupaten Pamekasan, selama ini menjadi rujukan dalam menentukan figur politik di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Namun untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tahun depan, pesantren yang dihuni ribuan santri tersebut memastikan diri steril dari politik praktis.
Hal demikian ditegaskan oleh salah satu Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan, KH Moh. Tohir Zain Abd Hamid, Rabu (29/11). Kiai Tohir melarang keras santri dan alumninya berpolitik praktis dengan membawa nama institusi pesantren. Dirinya juga berjanji akan menjauh dari dunia politik.
"Saya sendiri tidak akan kembali ke politik. Kalau sampai berpolitik pagi, mohon tegur saya, tapi jangan dipukul," ujar Kiai Tohir.
Diterangkan, Pesantren Bata-Bata sendiri dipastikan steril dari kepentingan politik selamanya. Baik di Pilgub Jatim maupun Pilbup Pamekasan tahun depan. Termasuk dalam pileg dan pilpres yang sudah di depan mata.
Bagi Kiai Tohir, pesantren, santri, alumni pesantren yang berpolitik lebih banyak negatifnya ketimbang positifnya. Karena itu, dirinya mendoakan alumni Ponpes Bata-Bata tidak terjun ke politik karena terlalu banyak mudlaratnya.
"Carilah rezeki yang halal. Hindari mencuri proyek yang bermula dari biaya politik yang besar. Itu haram. Jangankan haram, yang subhat saja harus dihindari. Saya doakan yang nyalon dengan bawa nama Bata-Bata agar tidak jadi. Kalaupun jadi, semoga bisa menebar kebaikan," tegasnya. (Hairul Anam/Fathoni)