Daerah

Pesilat Garuda Loncat Diminta Waspadai Bahaya Laten ISIS

Selasa, 31 Maret 2015 | 19:03 WIB

Blitar, NU Online
Organisasi Pencak Silat PORSIGAL (Pendidikan Olah Raga Silat Garuda Loncat) mengintruksikan seluruh anggotanya untuk waspada atas gerakan radikalisme agama dan aliran garis keras yang bisa merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Pihak pengurus perguruan ini meminta anggotanya untuk tetap berpegang pada komitmen keutuhan NKRI.
<>
“Kami intruksikan semua anggota untuk waspada pada mereka. Karena, gerakan itu mengacaukan kehidupan berbangsa dan bernegara,’’ ujar pengurus pusat Porsigal H Husen Muslimin usai peringatan harlah ke-37 di Pendapa Kabupaten Blitar, Ahad (29/3).

Kewaspadaan ini, menurutnya, bertujuan menjaga keutuhan NKRI. Tanda-tandanya sangat mudah. Kelompok ini gampang menuduh kelompok lain kafir. Jadi mereka menganggap bahwa surga itu hanya miliknya. Kelompok lain tidak karena dianggap kafir bila tidak ikut kelompknya.

“Hati-hati pada mereka. Apalagi kelompok ISIS ini harus kita bendung lajunya. Paham yang pas menurut kita paham keagamaan yang rahmatan lil ’alamin. Ini yang perlu ditumbuhkembangkan,” katanya.

Kecuali itu, pihak pengurus bertekad menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia sebagai jati diri bangsa.

“Kita jelas akan mempertahankan budaya adi luhung seperti pencak silat. Ini beladiri bangsa yang juga harus dilindungi dari berbagai gempuran agar Bhineka Tunggal Ika sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara ini terjaga,’’ tandasnya.

Harlah ke-37 Porsigal di pendapa kabupaten Blitar tampak meriah. Hadir pula sekitar 1000 hadirin. Terlihat duduk di jajaran depan Bupati Blitar H Herry Noegroho, Ketua IPSI Blitar H Riyanto yang juga Wabup Blitar, Dandim, Kapolres dan undangan lainnya.

Pada acara ini ditampilkan jurus dasar Porsigal sampai jurus kombinasi.  Bahkan, jurus  Santong juga ditampilkan oleh anggota silat yang juga ikut membidani kelahiran Pencak Silat NU Pagar Nusa itu. Jurus ini memadukan antara jurus pencak silat dan jurus-jurus Kung Fu asli dari negeri China. (Imam Kusnin Ahmad/Alhafiz K)


Terkait