PKD dan Diklatsar Tambah 100 Kader Baru Banser untuk GP Ansor Pasaman Barat
Rabu, 29 November 2017 | 03:05 WIB
Sebanyak 100 orang anggota GP Ansor Pasaman Barat yang dinyatakan lulus mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) dan Pendidikan Latihan Dasar (Diklatsar) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) menyatakan siap berjuang membela keutuhan NKRI dan menebarkan Islam rahmatan lil'alamin di Kabupaten Pasaman Barat.
Ansor yang berpahamkan Islam Ahlussunnah Waljamaah diminta tidak terpancing oleh isu-isu yang tidak bertanggung jawab yang menebarkan kebencian di tengah masyarakat. Apalagi pihak yang selalu mengatasnamakan agama dalam melakukan tindakan kekerasan.
Pernyataan tersebut disampaikan peserta PKD Ansor dan Diklatsar pada penutupan, Ahad (26/11) dini hari bertempat di Kampung Duo Mahakarya Nagari Koto Baru Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman Barat.
Penutupan dihadiri Ketua GP Ansor Kabupaten Pasaman Barat Djafrinal Effendi dan tokoh masyarakat setempat. Tampil sebagai narasumber Sekretaris GP Ansor Sumbar Arianto, Satkorwil Banser Sumbar Hafnizon. Kegiatan yang berlangsung sejak Jumat (24/11) diikuti 100 orang peserta.
Wakil Ketua GP Ansor Sumbar Nafriandi Tuanku Mursyidul Ummah yang menutup PKD Ansor dan Diklatsar Banser menegaskan, kader Ansor harus menjadi penjaga dan pengawal paham Islam Ahlussunnah wal Jamaah di tengah masyarakat. "Harus diakui, belakangan ini makin banyak pihak yang menyerang dan merongrong Islam Ahlussunnah wal Jamaah," kata Nafriandi alumni Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan, Pakandangan Kabupaten Padang Pariaman ini.
Ia mengatakan, kader Ansor harus terus memperkuat kerukunan kehidupan beragama di tengah menguatnya politik identitas di Sumatera Barat. GP Ansor diminta tetap konsisten menjaga nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah.
Menurut Nafriandi, marak dan makin gencarnya upaya yang dilakukan oleh kelompok radikal belakangan ini, maka kader Ansor jangan mudah terpancing untuk melakukan aksi balasan. Terutama membaca informasi yang beredar di media sosial yang seolah-olah menyudutkan Ansor maupun pihak tertentu.
Sudah cukup banyak bukti yang beredar di media sosial (facebook, WA, dan lain-lain), kata Nafriandi, yang menyudutkan Ansor. Ansor yang dituding melakukan pembubaran sebuah pengajian. Padahal, pengajian yang dimaksud membicarakan bukan untuk meningkatkan keimanan, melainkan bagaimana NKRI dirongrong dengan ideologi yang lain.
"Bagi Ansor, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945 sudah final di Indonesia. NU yang pada tahun 1936 di Banjarmasin sudah mengeluarkan sikap bahwa jika Indonesia merdeka, maka bentuk negara adalah negara kebangsaan, bukan negara syariah (Islam). Artinya, jauh sebelum Indonesia merdeka, NU sudah memperbincangkan bentuk negara Indonesia," kata Nafriandi, alumni sekolah pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Ketua GP Ansor Kabupaten Pasaman Barat Djafrinal Effendi menyebutkan, ini merupakan PKD ke-4 dan Diklatsar ke-3 yang dilaksanakan di Pasaman Barat. "Dari PKD dan Diklatsar tersebut, sudah ada sekitar 800 kader Ansor di Pasaman Barat. Insyaallah kita akan terus mengajak generasi muda bergabung dengan Ansor," kata Djafrinal, mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Sumbar ini. (Armaidi Tanjung/Alhafiz K)