Daerah

PMII UPI Gelar Aksi Solidaritas untuk Mahasiswa Kesulitan Biaya

Kamis, 19 Desember 2013 | 16:00 WIB

Bandung, NU Online
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung melakukan aksi teatrikal di depan gedung Gymnasium UPI pada Rabu, 18 Desember 2013.
<>
Gerakan tersebut tercetus sebagai solidaritas atas mahasiswa UPI yang sedang mengalami kesulitan biaya di tengah bayaran kuliah yang sangat mahal, terutama mahasiswa baru yang sampai saat ini menyandang status penangguhan. Teatrikal tersebut bersamaan dengan acara wisuda bagi mahasiswa UPI yang telah menyelesaikan proses studinya.

“Gerakan ini merupakan propaganda yang bertujuan untuk memberikan pencerdasan kepada semua orang bahwa di UPI masih banyak mahasiswa yang saat ini kebingungan untuk membayar SPP,” cetus Mujia Rosiadi selaku Kordinator Lapangan aksi tersebut melalui per rilis yang dikirim kepada NU Online, Kamis (19/12).

Aksi itu dilakukan dengan membagikan tulisan mengenai kondisi mahasiswa yang terancam cuti paksa, penampilan seni, shalat berjamaah, doa bersama dan penyebaran kencelng (celengan) bagi yang ingin memberikan bantuan.

Muhammad Ridwan selaku Ketua PMII Komisariat UPI memaparkan, aksi ini merupakan inisiatif sekaligus bentuk follow up Mapaba, karena yang mempersiapkan gerakan ini adalah anggota PMII yang baru saja menjalani proses kaderisasi pertama tersebut.

Ridwan juga menjalaskan bahwa sebenarnya di UPI terdapat lembaga yang menampung anggaran dana untuk mahasiswa yang tidak mampu, hanya saja karena kemarin UPI dilaporkan terindikasi korupsi sehingga lembaga tersebut sedang dalam proses audit dari Inspektorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Namun yang anehnya, audit tersebut telah berjalan lama dan sampai sekarang belum ada keputusan dari Dikti. Hal itu menjadi alasan bagi UPI untuk tidak mengeluarkan dana bagi mahasiswa yang membutuhkan, padahal dana yang ada mencapai miliyaran.

Ketua angkatan Mapaba ke-7 Komisariat UPI Deden Indra berharap semakin banyak orang yang sadar bahwa pendidikan itu bukan hanya kebutuhan orang kaya tetapi seluruh manusia, yang kaya dan miskin. “Ternyata, di balik kebahagiaan yang diwisuda, masih banyak mahasiswa yang mencari uang untuk biaya kuliah,” ungkapnya.

Gerakan tersebut berakhir dengan pembacaan do’a, dan seluruh peserta aksi kembali ke tempat. (Abdulllah Alawi)


Terkait