Surabaya, NU Online
Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (Uinsa) menggelar Latian Kader Muda (Lakmud). Kegiatan yang berlangsung sejak 13 hingga 15 April di Yayasan Sabilur Rosyad Sidoarjo tersebut mengambil tema aswaja progresif.
"Aswaja progresif bukan hanya sekedar tema, tapi harus benar-benar direalisasikan dalam masyarakat khususnya di lingkup NU,” kata Achnaf Al-Asbahani, Ahad (15/4).
Menurut Ketua Pimpinan Cabang IPNU Surabaya tersebut, saat ini para peserta adalah kader dan kalau sudah rampung kuliah wajib kembali ke kampung halaman untuk membesarkan IPNU dan IPPNU. "Semoga selepas dari pengabdian di tingkat universitas, ketika sudah kembali ke kampung halaman dapat bisa mengembangkan kembali IPNU dan IPPNU di sana," katanya kepada NU Online.
Sedangkan Najib, selaku panitia pengarah menjelaskan tema Aswaja progresif yang dipilih panitia selam kegiatan berlangsung tentunya memiliki berbagai pertimbangan.
Yang dimaksud adalah nilai Aswaja yang tidak cenderung bersifat konservatif. “Namun sebuah paradigma ideologi yang mampu menjadi kader dengan memiliki daya kritis terhadap sebuah perubahan ke arah kemajuan, yakni kader yang progresif,” ungkapnya.
Setidaknya sembilan puluh peserta dari mahasiswa Uinsa, Universitas Islam Lamongan dan Pimpinan Anak Cabang NU Krembangan Surabaya mengikuti kegiatan ini.
“Diharapkan mereka bisa menjadi penggerak tradisi NU, benteng NKRI, dan mampu berkarakter, loyal, memiliki solidaritas sosial, berkualitas dan partisipan,” harap Kartika.
Selaku Ketua PKPT IPPNU Uinsa, dirinya mengemukakan ada sejumlah materi yang menjadi pembeda bagi pelatihan kepemimpinan sebelumnya. “Komposisi materi yang diberikan tentu berbeda dengan kaderisasi sebelumnya. Yakni dengan adanya tambahan materi geopolitik kampus dan analisis sosial,” terangnya.
"Semoga kader Lakmud ini mampu meneruskan perjuangan ulama NU yang mempunyai jasa besar dalam mempertahankan amaliah dan kemerdekan Indonesia," tandasnya. (Hisam Malik/Ibnu Nawawi)