Daerah

Santri Tulang Punggung Keberagamaan Bangsa Indonesia

Senin, 29 Oktober 2018 | 09:00 WIB

Santri Tulang Punggung Keberagamaan Bangsa Indonesia

Makyun Subuki (ketiga dari kiri)

Tangerang Selatan, NU Online
Bahasa Arab menjadi kunci pertama yang dipelajari santri guna mempelajari ajaran Islam dari sumber primernya. Karenanya, peranan santri sangat besar dalam kehidupan beragama di Indonesia.

"Santri inilah tulang punggung beragama di Indonesia," kata Makyun Subuki, Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada diskusi bertajuk Dedikasi Santri untuk Negeri, di Keygardens, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Ahad (28/10).

Pemahaman bahasa Arab santri yang komprehensif itu, kata Makyun, menyambungkan tradisi keilmuan agama Islam yang beragam itu kepada masyarakat lokal.

"Tanpa peran santri, saya kira masyarakat tidak bisa mengakses langsung ilmu pengetahuan yang lebih komprehensif," ujarnya.

Para santri melakukan penerjemahan atas Al-Qur'an, Hadis, dan kitab-kitab yang menguraikan makna-maknanya. Tidak Mungkin, kata Makyun, orang yang bukan santri menerjemahkan hal itu.

"Sehingga bagaimanapun juga santri itulah yang telah membuat hampir seluruh masyarakat Indonesia memahami masalah-masalah agama," kata alumnus Pondok Pesantren Ash-Shiddiqiyah, Jakarta Barat itu.

Sebab, lanjut Makyun, tanpa peran mereka yang belajar di pesantren, mempelajari ilmu-ilmu agama Islam dari sumber primernya dan menerjemahkannya kepada masyarakat, maka masyarakat tidak akan mungkin memahami ajaran Islam sebagaimana sekarang.

Karena itu, santri merupakan elemen penting dalam dunia pendidikan bangsa Indonesia. Bahkan jauh sebelum wacana negara Indonesia itu ada, pendiri pesantren sudah memikirkan pendidikan keagamaanmasyarakat. Ia mencontohkan Pondok Pesantren Buntet Cirebon yang didirikan pada awal abad 18.

"Bagaimana kita bisa menafikan perannya," pungkasnya.

Diskusi ini juga menghadirkan Rahmat Hidayatullah, alumnus Pondok Pesantren Al-Awwabin, dan Mixilmina Munir, alumnus Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an. (Syakir NF/Abdullah Alawi)


Terkait