Daerah

Sebulan Lebih, Banser Brebes Tanpa Letih Tangani Longsor Salem

Jumat, 23 Maret 2018 | 04:00 WIB

Brebes, NU Online
Sejak peristiwa longsor di desa Pasirpanjang Kecamatan Salem Brebes Jawa Tengah (22/2) silam, Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Brebes hingga kini terus melakukan perbaikan tanpa letih. Dari mulai pencarian korban yang tertimbun longsor hingga sampai batas waktu pencarian ditutup seminggu setelah pasca longsor.

Meski sudah ditutup upaya pencarian, Banser tidaklah berhenti bahkan makin gigih membuka jalan yang tertutup lumpur dan membuat jalur alternatif walau dengan alat manual hingga genap sebulan ini.

"Kami tetap semangat, ikhlas demi terbukanya akses jalan bagi masyarakat Salem khususnya," tutur Ketua Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda (PAC GP) Ansor Salem Ube Urip Rahayu, disela kegiatan, Kamis (22/3). 

Saat ini kata Ube, panggilan akrabya, Banser tengah membuat jalan supaya bisa dipakai jalur alternatif kendaraan beroda dua dan pejalan kaki.

"Alhamdulillah, sekarang sudah bisa di lalui walau terkadang harus pakai joki, maksudnya di gendong atau dituntun, di dorong dan yang nggendong, nuntun dan dorong motor juga Banser," ungkap Ube.

Setiap hari, sambungnya, untuk konsumsi didapat dari bantuan masyarakat seikhlasnya. Sebab, stok bantuan yang dihimpun pihak MWC NU Salem sudah di distribusikan semua ke masyarakat korban longsor.

Dalam sehari, lanjut Ube, sekitar 20-30 personil bahu membahu menyingkirkan sisa sisa longsoran seperti tanah, lumpur, kayu dan material lainnya di daerah Pasirpanjang, jalan jalur Lio tepatnya di jalan Cipangurudan. 

"Alhamdulillah, sekarang sudah bisa digunakan sebagai jalan alternatif bagi masyarakat yang ada kepentingan mendesak dari Salem ke arah Banjarharjo, atau Brebes," tutur Ube.

Masyarakat, lanjutnya, pengin secepatnya jalur tersebut berfungsi. Sebab kalau lewat arah Bumiayu untuk ke Brebes lumayan jauh, bisa beda 1 jam.

Ube beserta teman teman Banser bertekad akan terus melakukan pembenahan. Untuk itu pihaknya sangat membutuhkan alat bantu seperti cangkul, senso, tambang  dan makananan serta air minum. 

Pihak desa dan kecamatan, masih kata Ube, tidak melarang atau menyuruh soal aktivitas Banser. Karena masih menunggu keputusan hasil kajian dari Tim ahli geologi terkait wilayah mana yang layak dijadikan jalan penghubung antara Salem Banjarharjo. Sementara masyarakat sudah tidak sabar, sehingga Banser mengambil langkah inspiratif dan inovatif.

Tujuan Banser, tandas Ube, di samping membantu masyarakat yang melintas Salem Banjarharjo juga meminimalisir amuk masa yang menilai pemerintah kurang tanggap akan kebutuhan warganya setelah pasca bencana.

"Insyaallah, Banser akan terus bergerak melakukan kerja bakti sampai terwujudnya pembuatan jalan penghubung Salem Banjarharjo," tandasnya.

Langkah antisipatif Banser membuka jalan alternatif Salem Banjarharjo ternyata banyak mendapatkan kepercayaan masyarakat. Terbukti, banyak yang memberikan makanan dan minuman ketika tengah bekerja bakti. (Wasdiun/Muiz)


Terkait