Probolinggo, NU Online
Tahun pelajaran 2014-2015 menjadi tahun spesial bagi SMA Nurul Jadid Paiton Kabupaten, Probolinggo, Jawa Timur. Selain berhasil mengantarkan siswanya lulus 100 persen dalam Ujian Nasional (UN) tahun ini, SMA Nurul Jadid juga berhasil meraih nilai tertinggi UN se-Kabupaten Probolinggo.
<>
Dari hasil UN tersebut, A. Mafaza Kanzul Fikri meraih nilai tertinggi IPA se-Kabupaten Probolinggo dengan nilai 542,7. Lalu di jurusan Bahasa nilai tertinggi se-Kabupaten Probolinggo juga diraih siswa dari sekolah yang berada di bawah yayasan Pesantren Nurul Jadi tersebut. Yakni, Adhitya Kusuma Wardana dengan nilai 474,0.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo, dua siswa SMA Nurul Jadid yang lain juga masuk rangking 10 besar peraih nilai tertinggi UN jurusan IPA se-Kabupaten Probolinggo. Yakni, Syifaul Mubarok urutan ke-7 dengan nilai 519,7 dan Abdur Rofi’ Arya Aditama diurutan ke-10 dengan nilai 516,1.
Selain itu, 10 siswa SMA Nurul Jadid berhasil memborong posisi pertama hingga ke-10 nilai UN terbaik di jurusan Bahasa. Sementara dari data 10 besar nilai tertinggi UN pada jurusan IPS, dua siswa SMA Nurul Jadid berhasil menempati posisi ke-6 dan ke-7. Yakni, atas nama Laili Rochmatin dan Nur Halis Mistarwan dengan nilai masing-masing 485,0 dan 484,8.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini lulusan SMA Nurul Jadid banyak diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Rinciannya, 45 siswa masuk PTN melalui jalur SNMPTN, 4 siswa melalui PMDK Poltek Negeri (PN), 15 siswa melalui SPAN PTKIN dan 11 siswa melalui jalur seleksi PMDK Poltek Negeri Jember. Tercatat pula 21 siswa lolos program beastudi Etos dan 134 siswa dalam proses masuk PTN melalui jalur beasiswa Bidikmisi.
“Atas hasil ini kami sangat bersyukur. Mengingat jumlah sekolah semakin banyak dan daya saingnya semakin tinggi,” ungkap Kepala SMAN Nurul Jadid Faizin, Rabu (20/5).
Selain berhasil masuk PTN favorit, beberapa siswa Nurul Jadid juga melenggang ke perguruan tinggi negeri di Tiongkok. Ada 19 siswa yang tersebar di Zhejiang University of Technology China, Xia Men University dan Huaqiao University melalui seleksi di SIIBT (Surabaya International of Business & Technology) dan LKPBT (Lembaga Koordinasi Pengembangan Bahasa Tionghoa).
“Dua lembaga ini bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di China dan Taiwan. Hingga saat ini, alumni kita yang kuliah S-1 di China sebanyak 34 orang dan dua guru sedang menempuh program S-2 disana,” tandasnya. (Syamsul Akbar/Mahbib)