Jepara, NU Online
SMK Walisongo Pecangaan, Jepara, Jawa Tengah, mendeklarasikan diri menjadi sekolah berbasis pesantren industri. Hal itu dikemukakan Sutarwi Samsul Maarif, Kepala SMK Walisongo saat ditemui NU Online di kantornya, Senin (23/6) kemarin.
<>
Menurutnya, rintisan tersebut sudah dimulai sejak 2012 silam dan akan disempurnakan tahun ajaran ini. Berbasis pesantren yang ia maksud kehidupan pesantren melingkupi sekolah yang kini memiliki empat jurusan; Kriya Tekstil, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Komputer dan Jaringan serta Perbankan Syariah.
Takdzim pada guru, disiplin, mengenakan peci bagi siswa dan kerudung bagi siswi merupakan beberapa contoh yang ia maksud. Ditambah rutinitas shalat Dhuha, jamaah shalat Dhuhur dan istighotsah menjadi penanda tradisi pesantren.
Kelas Industri
Tahun ini, lanjut Sutarwi, pihaknya membuka kelas industri. Kelas yang perlakuan kurikulumnya standar dengan mitra industri. Syaratnya adalah siswa yang berminat, wajib mondok/nyantri di pesantren Tahfidz Walisongo, Darul Qur’an atau Mathlaun Nasyiin.
“Nilai plus kelas ini dididik tenaga pengajar yang mumpuni dan lulusannya direkomendasikan bekerja pada mitra industri,” jelasnya.
Sutarwi memaparkan, rintisan berbasis pesantren tersebut ada hasil cukup memuaskan. Semisal murid semakin patuh dengan guru, kenakalan siswa mengalami penurunan dan intelektual meningkat.
Kenaikan kelas tahun ini, sebutnya, mencapai 98 % yang tuntas. Sisanya 2% tidak tuntas. Disamping itu tahun lalu peringkat hasil ujian nasional tingkat kabupaten rangking 14 sekarang naik peringkat 6.
“Efek positif ini InsyaAllah kami pertahankan sehingga menjadi daya tarik orang tua menyekolahkan anak-anaknya di lembaga kami,” tegasnya. (Syaiful Mustaqim/Mahbib)