Daerah

Studi Komunitas, 50 Warga Puger Kunjungi NU Jombang

Ahad, 24 Mei 2015 | 00:30 WIB

Jombang, NU Online
Indonesia kaya dengan budaya, adat istiadat, keyakinan, juga agama. Kendati beragam, suasana rukun menjadi hal penting di negeri ini. Hal tersebut terjadi karena antara warga memiliki solidaritas dan saling menghargai perbedaan yang ada.
<>
Ini juga yang ingin diraih dari acara anjangsana sejumlah warga Puger ke Jombang Jawa Timur. Ada tiga agenda yang dilakukan komunitas warga tersebut saat berkunjung ke kota santri ini. Yang pertama adalah ke Pengurus Cabang Lembaga Kajian dan Pengembangan Suber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Jombang, kemudian ke makam KH Abdurrahman Wahid dan diakhiri bertemu kelompok Gusdurian.

Hal ini sebagaimana disampaikan Yenny Lutfiana kepada NU Online, Sabtu (23/5). "Ke PC Lakpesdam NU Jombang rombongan belajar bagaimana mengelola dana di Credit Union (CU) yang dimiliki lembaga ini," kata Yenny, sapaan akrabnya.

Ke makam KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, sejumlah peserta bertawassul dan mengunjungi tokoh perdamaian. "Sedangkan ke Gusdurian Jombang, kami ingin belajar bersama mengenai hidup dalam keberagaman," kata alumnus UIN Sunan Ampel Surabaya ini.

50 warga Puger Jember ini didampingi oleh PW Lakpesdam NU Jawa Timur  dalam melaksanakan program peduli. Misi program ini adalah untuk mengembangkan inklusi sosial. "Yaitu memberikan ruang dan penghargaan bagi kelompok minoritas di Indonesia termasuk minoritas agama dan kepercayaan," tandas Yenny.

Untuk di Jawa Timur, yang terpilih adalah Puger Jember. "Karena beberapa tahun terakhir ini di Puger terjadi konflik kelompok yakni antara Sunni dan Syiah," ungkap jebolan Pascasarjana Unair Surabaya ini.

Kegiatan program peduli ini atas kerja sama antara PP Lakpesdam NU dengan The Asian Foundation dan Pemerintah Australia. "Setidaknya ada 13 kota di Indonesia yang dipilih dalam program peduli ini," pungkasnya.

 
Foto: Rombongan saat mengunjungi PC Lakpesdam NU Jombang


Terkait