Daerah

Tahlilan Usung Semangat Keutuhan Masyarakat

Sabtu, 24 September 2016 | 04:00 WIB

Madiun, NU Online
Masyarakat Ekonomi Asian (MEA) serta arus kapitalisme global sudah tidak bisa dibendung lagi. Kompetisi ekonomi dan kebudayaan lintas negara kuhususnya, merupakan varian penting yang berperan dalam ajang perebutan pasar global. Kondisi ini dapat berdampak positif juga bisa berdampak positif bagi setiap negara berkembang seperti Indonesia.

Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam sangat kaya, namun sekaligus negara dengan tingkat konsumsi yang juga tinggi. Belum lagi Indonesia merupakan market subur bagi narkoba. Dan bukan rahasia lagi dalam logika masyarakat sekarang, bahwa segala sesuatu bisa ‘beres’ kalau dengan uang.

Pandangan ini merupakan bahan diskusi yang diselenggarakan oleh PC Ansor-Banser Kabupaten Madiun dalam keikutsertaanya membangun kebersamaan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kamis (22/09/2016), di sekretariat Ansor Madiun NU Center Kelurahan Munggut, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Menurut Jaelono, Ketua Satuan Koordinasi Cabang (Kasatkoorcab) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Madiun, Indonesia perlu terus menigkatkan intensitas budaya yang membangun kebersamaan dan menanggalkan perpecahan. Demikianlah cara relevan untuk menghadapi tantangan global.

“Indonesia sudah punya akar budaya dan tradisi yang mengusung semangat keutuhan, yakni tahlilan dan semacamnya. Dan mereka yang tahlilan, bisa dikatakan, entitas masyarakat pemohon dan penghajat keselamatan dan ‘berkat’ dari Sang Penguasa Alam Raya, Allah SWT. Dengan begitu mereka tidak silau dengan urusan duniawi, termasuk uang, jadi susah untuk disuap,” katanya saat memberikan arahan diskusi.

Pada akhir diskusi, selaku komandan Banser Madiun, Jaelono tidak lupa mengajak dan mendorong seluruh jajaran Satkoorcab, Satuan Koordinasi Rayon (Satkooryon) kecamatan sampai tingkat Satuan Koordinasi Kelompok (Satkoorkel) desa terlibat dalam menjaga kelestarian budaya warisan Wali Songo tersebut. Baik kegiatan kebudayaan tersebut dilakukan oleh NU dan jajaran Banom-Banom atau masyarakat secara umum dari berbagai kalangan.

Kegiatan ini diikuti oleh puluhan anggota Pengurus Cabang Ansor dan Banser dari lima belas kecamatan se-Kabupaten Madiun. (Ali Makhrus/Mahbib)


Terkait