Daerah

Tetap di Jalur Tengah, Aswaja

Sabtu, 17 Februari 2007 | 06:47 WIB

Sumedang, NU Online
Munculnya berbagai macam gerakan, paham dan kelompok Islam garis keras belakangan ini, menjadi tuntutan bagi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) serta Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPNU) agar tetap waspada. Dua organisasi berbasis pelajar dan santri NU itu diharapkan konsisten di ‘jalur tengah’, yakni Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja).

“Fakta hari ini, banyak kelompok atau organisasi yang melakukan berbagai macam dakwah dari yang fundamentalis, liberalis, fundamentalis-liberalis. Saya berharap rekan IPNU dan rekanita IPPNU tetap waspada dan konsisten pada jalur tengah, Aswaja,” kata Syamsuddin, salah satu pengurus Pimpinan Pusat IPNU saat membuka Silaturahmi OSIS LP Ma’arif NU se-Kabupaten Sumedang, beberapa waktu lalu.

t face="Verdana">Selain Syamsuddin, hadir dalam acara yang diikuti perwakilan pelajar dari 17 sekolah se-Kabupaten Sumedang itu, Ketua Pengurus Cabang Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU Drs H Edi Djunaedi dan mantan Ketua PC IPNU Sumedang Ayi Subhan Hafas yang juga Kepala Bidang Kesiswaan PC LP Ma’arif NU Sumedang.

Drs H Edi Djunaedi mengatakan, proses kaderisasi IPNU dan IPPNU saat ini mengalami kemandegan. Menurutnya, hal itu terjadi karena IPNU dan IPPNU kesulitan menembus sekolah sekolah dan pesantren.

Dalam acara bertajuk ”Menata Masa Depan Pelajar NU Melalui Sinergitas dan Karya Nyata” itu Djunaedi juga mengungkapkan, pihaknya telah mengambil inisiatif melalui program kepala bidang kesiswaan untuk memobilisir sekolah agar mengirimkan peserta sekaligus membiayai kegiatan.

Ia berharap inisiatif tersebut dapat ditindaklanjuti oleh PC IPNU dan PC IPPNU setempat dengan pembinaan yang terus menerus agar kaderisasi berjalan mulus. “Ke depan LP Ma’arif  NU juga akan mewajibkan kepada sekolah sekolah di lingkungan LP Ma’arif NU agar materi ke-NU- an dapat dijadikan materi wajib,” ungkapnya.

Hal yang sama dikatakan Ayi Subhan Hafas. Realitas pelajar saat ini sangat memprihatinkan, bahkan menjadi tidak jelas visi-misinya. “Mungkin ini sisi negatif dari globalisasi yang tidak dapat dicerna oleh pelajar. Oleh karena itu program bidang kesiswaan LP Ma’arif NU fungsinya adalah mencetak kader-kader NU,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Ayi Subhan berjanji akan semakin menjalin sinergi antara IPNU dan IPPNU. “Sedangkan yang dilaksanakan hari ini sebagai langkah awal, juga ajang silaturrahmi untuk mempersatukan pelajar NU Sumedang. Hal yang paling mendesak lainnya adalah penggantian pemakaian badge OSIS dengan badge IPNU dan IPPNU. Mudah mudahan ini direspon oleh PP IPNU untuk menyediakannya,” terangnya.

Silaturahmi OSIS LP Ma’arif NU se-Kabupaten Sumedang merupakan hasil kerja sama antara PC LP Ma’arif NU Sumedang dengan PC IPNU dan PC IPPNU Sumedang. Kegiatan yang digelar selama dua hari it menyajikan konsep yang cukup menarik, yakni memadukan sistem pengkaderan Makesta (Masa Kesetiaan Anggota) dengan seminar.

Tak kurang dari sepuluh tokoh yang menjadi narasumber pada kegiatan tersebut. Antara lain, Ketua Tanfidjiyah PCNU Sumedang KH Adam malik, ketua PC Muslimat NU, ketua PC GP Ansor, katib PCNU, ketua Pengurus Wilayah IPNU dan sejumlah intelektual muda NU Sumedang, Amin Muhyididn dan Hendrik Kurniawan. (csa)


Terkait