Jember, NU Online
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus konsisten memegang komitmen untuk melakukan gerakan menuju perubahan yang lebih baik. Sebab tanpa gerakan yang sungguh-sungguh, maka misi organisasi mahasiswa sayap NU itu sulit tercapai.
Hal tersebut diungkapkan pentolan PMII Kencong, Hanifah Haris saat menjadi nara sumber dalam Diskusi Gender di Sekretariat PMII Rayon Persiapan Tarbiyah Komisariat INAIFAS (Institut Agama Islam Al-Falah Assunniyah), Kencong, Jember, Selasa (21/5).
Menurutnya, semangat untuk melakukan gerakan tak boleh kendor. Bagi kader NU, katanya, mencapai cita-cita, menebar Islam yang rahmatan lil’alamin adalah suatu keniscayaan. Sebab itulah modal Islam yang palng fenomenal sebagai agama yang toleran dan menjadi pengayom semua umat.
“Jadi memang kita harus terus melakukan upaya atau gerakan untuk mendakwahkan nilai-nilai Islam universal,” ucapnya.
Dalam melakukan gerakan, setidakanya ada 3 hal penting yang harus dimilki. Yaitu ide, hati dan action. Ide jelas diperlukan untuk mencari terobosan-terobosan gagasan. Dan hati sebagai pengendali dalam melakukan aksi-aksi di lapangan. Sedangkan action, penting untuk menindak lanjuti gagasan yang dimillki.
“Ketiga hal itu penting dimiliki oleh mahasiswa pergerakan. Ujung-ujugnnya aksi memang harus ada, tidak hanya kemauan dan kehendak. Tapi aksi di lapangan harus dilakukan,” urai pendiri PMII Komisariat INAIFAS itu. (Aryudi AR).